Sang Nyoman Sedana Arta (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta meminta fasilitas kesehatan di Bangli untuk tidak mudah merujuk pasien ke luar daerah. “Kenapa demikian, karena lolos dari Bangli. Jadi kita tidak perlu argumentasi lagi karena sudah konyol. Kita sekarang harus berbenah cepat, khususnya kesiapan RSU dalam menerima pasien-pasien yang tidak lagi dirujuk ke luar,” kata Sedana Arta.

Ia pun mengingatkan agar seluruh pejabat khususnya di kesehatan dan di FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) untuk tidak lagi melakukannya. “Sudah lah, kalau kepala Puskesmas masih coba-coba kirim pasien ke luar, emergensi lah, ini lah, itu lah, saya sekarang mohon untuk tidak lagi. Kalau sampai rujukan ke luar tetep lumayan dan dibuat darurat, kita tahu daruratnya seperti apa. Saya akan ambil tindakan tegas,” ancamnya saat rapat optimalisasi pelayanan kesehatan rujukan, Kamis (28/10).

Baca juga:  Setelah Penglipuran, Air Terjun Tukad Cepung juga Ditutup untuk Wisatawan

Menurutnya pasien yang perlu dirujuk hanya pasien yang tidak bisa tertangani di Bangli. Kalau yang masih bisa ditangani agar diupayakan tertangani.

Ia juga menegaskan bahwa yang berhak merujuk pasien ke luar daerah adalah RSU Bangli. Sedana Arta mengaku pihaknya telah mengetahui secara detail siapa saja yang sering merujuk pasien ke luar Bangli.

Demikian juga angka klaim yang mestinya terbayar ke Bangli, baik dari rawat inap dan rawat jalan sudah dipegang datanya. “Siapa saja yang rutin merujuk pasien ke luar daerah sudah kita ketahui secara jelas. Bahkan penyakit-penyakit yang semestinya masih bisa ditangani FKTP utama dan RSU tapi dirujuk, saya tahu,” ujarnya.

Baca juga:  Tergantung Vaksinnya, Ini Efek Varian Omicron dari Gejala Ringan sampai Parah

Untuk menekan banyaknya rujukan, pihaknya mengaku telah menyurati BPJS, agar memblokir atau menyetop rujukan pasien ke luar daerah. Sedana Arta mengungkapkan bahwa Pemkab Bangli mengeluarkan dana APBD hampir Rp 54 miliar untuk ikut program UHC.

Di sisi lain ada Kabupaten lain yang tidak ikut program UHC. Justru klaim yang didapat lebih banyak dibanding Bangli. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN