Dewa Gde Satrya. (BP/Istimewa)

Oleh I Dewa Gde Satrya

Penyelenggaraan PON ke-XX Papua telah dibuka oleh Presiden Jokowi pada Sabtu (2/10) lalu dan berakhir pada Jumat (15/10). Kemegahan dan kesuksesan even olahraga kebanggaan Indonesia di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, menjadi momentum memperkuat pembangunan pariwisata di Papua khususnya, melalui sport tourism. Even sport tourism lain yang baru saja berakhir Thomas dan Uber Cup 2020 di Denmark.

Dari segi penyelenggaraan even, olahraga memberikan kesempatan bagi daerah, dalam hal ini Provinsi Papua, untuk membuktikan kemampuan dan kreativitasnya, di samping menjadi berkah bagi daerah yang menjadi tuan rumah. Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Pangestu pernah menyatakan, kunci pengembangan pariwisata ada di pemerintah daerah. Pariwisata dapat memberi kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mempunyai efek pengganda yang besar terhadap perkembangan ekonomi daerah.

Pariwisata dengan menyandarkan pada sektor olahraga telah banyak dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Surabaya salah satunya, tercatat sebagai salah satu kota yang menegaskan diri menjadi destinasi wisata berbasiskan olahraga.

Baca juga:  Demokrasi dan Kemampuan Berdemokrasi

Misalnya, DetEksi Basketball League (DBL) yang dihelat di DBL Arena, yang merupakan even basket pelajar terbesar dengan fasilitas berstandar internasional. Arena venue ini pernah digunakan untuk even resmi pertama NBA di Indonesia. Danny Granger (bintang NBA dari tim Indiana Pacers) pernah tampil di final Honda DBL 2008 dan NBA Basketball Clinic.

Di Surabaya, cabang olahraga golf juga memiliki keunggulan kompetitif untuk menjadi pemikat wisatawan, khususnya wisatawan asing, dibandingkan padang golf di daerah-daerah lain. Selain harga yang lebih murah, kualitas lapangan juga lebih baik. Secara keseluruhan, negeri kita memiliki 151 padang golf yang tersebar di berbagai kawasan wisata di tanah air. Kondisi ini merupakan aset dalam menarik kunjungan wisatawan untuk bermain golf sambil berwisata.

Dunia mengenal even olahraga tidak sebatas pertandingan antar negara, tetapi lebih-lebih menyangkut gengsi tuan rumah, gengsi juara dan terutama, even wisata yang ditandai dengan kedatangan kontingen, atlet, supporter dan official yang bertanding. Selain World Cup dan Olimpiade, di ranah regional even-even seperti Sea Games dan ASEAN Games masih menjadi target yang perlu diupayakan ekstra, baik untuk meraih prestasi di level itu maupun memperebutkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan.

Baca juga:  Gen Z, Kesehatan Mental dan Isu Ekonomi

Ada dua keuntungan sekaligus terkait sport tourism, sebagai pemenang jelaslah membanggakan asal negara di kancah dunia, dan sebagai tuan rumah menjadi momentum emas meraih devisa. Di tingkat nasional bahkan even-even olahraga seperti PON masih menjadi momentum yang seksi yang ingin diperebutkan daerah-daerah untuk ditetapkan sebagai tuan rumah. Undang-undang Nomer 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mempertegas adanya unsur rekreasi (wisata) dalam olahraga. Maksud dari perundangan itu semakin gamblang manakala ada dampak ekonomis dari even olah raga yang juga menjadi even pariwisata.

Produk populer sport tourism di antaranya, rafting, sailing, racing, surfing, diving, snorkeling, triathlon, golf, mountain bike, dan lari marathon 10K. Pada jenis olah raga inilah umumnya dikolaborasikan sebagai even wisata. Sebagai misal, Tour de Singkarak, Tour de East Java, Sail Banda, dan sebagainya. Secara khusus, wisata olahraga melalui even-even sport berkelas internasional, meskipun diadakan temporer, ditengarai sebagai motor pemicu peningkatan taraf ekonomi yang signifikan bagi tuan rumah penyelenggara. Hal itu dipertegas oleh Arismundar (1997), bahwa pariwisata juga akan berkembang sampai ke wisata ilmu dan teknologi, serta wisata olahraga.

Baca juga:  Transportasi Daring, Menunggu Regulasi Bijak

Merupakan tantangan bagi kita semua, khususnya pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk memajukan setiap potensi yang ada. Di bidang olah raga, stakeholder olah raga di daerah perlu berkolaborasi dan bersinergi dengan stakeholder pariwisata untuk mengemas turnamen olah raga agar tidak sekadar menjadi even olah raga, tetapi juga even pariwisata. Olah raga dapat menjadi alternatif dan peluang untuk memajukan pariwisata Tanah Air. Selain prestasi, image sebagai negeri yang berperadaban tinggi dalam olah raga juga penting untuk mendongkrak even-even pertandingan olah raga tingkat dunia diadakan di Indonesia.

Penulis Dosen Hotel & Tourism Business, Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya

BAGIKAN