DENPASAR, BALIPOST.com – Satu-satunya pesilat yang menyabet emas di PON XX Papua 2021, I Kadek Wahyu Rihartana Giri (kelas G/75-80 kg), ternyata bertarung dengan lengan kiri patah. Cedera itu dialami, ketika baru memasuki babak penyisihan meladeni pesilat DKI.
Kadek Wahyu, di Denpasar, Kamis (28/10) menyatakan, usai patah lengan kirinya, sengaja dibalut agar tidak kentara. “Saya paksakan terus bertarung sampai ke final, hingga menaklukkan Igi Rangga Barani (Jabar),” ungkap pesilat kelahiran Tabanan, 12 Juni 1997 ini.
Dia mengisahkan, saat Pra PON di semifinal dikalahkan Igi Rangga, dan harus puas meraih perunggu. “Sebenarnya, di babak semifinal saya sudah menolak tampil, karena kondisi cedera tetapi dipaksa pelatih untuk bertanding,” kenangnya.
Yang membanggakan, Kadek Wahyu mampu menuntaskan balas dendam terhadap Igi Rangga. Apalagi, pesilat Jabar ini memang ditargetkan. “Namun, taktik dan strategi harus tetap dijalankan, melihat pengalaman laga sebelumnya Komang Harik Adi Putra yang dikalahkan Paksi Grifahri (Jabar) di final,” tuturnya.
Caranya, Kadek Wahyu bertarung tenang dan menjaga jarak. Begitu Igi Rangga lengah, Wahyu melakukan tendangan dan pukulan. “Berbekal mengatur jarak dan ketenangan, wasit juga harus hati-hati dalam memberikan poin, dan bersyukur saya unggul 5-0,” katanya.
Sepulang dari PON, Kadek Wahyu menjalani operasi, seraya menunggu pemulihan. Pesilat yang menerima bonus Rp 10 juta dari bupati Tabanan, pada Kamis (28/10) ini, juga bersiap-siap menjalani latihan, guna mengikuti seleknas, Desember 2021.
“Untuk kelas G, dipertandingkan di SEA Games Vietnam 2022, dan saya siap mengikuti seleknas,” ucap peraih emas Pomnas ini.
Intinya, Kadek Wahyu siap diadu kembali. Baik meladeni peraih perak dan perunggu PON, Pomnas, termasuk Popnas. (Daniel Fajry/balipost)