Made Artana menjelaskan tentang Banjar Creative Space. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menjadikan banjar sebagai pusat ekonomi kreatif dan mencetak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diinisiasi lewat kehadiran Banjar Creative Space (BCS) di Badung. Kolaborasi dalam melahirkan ide kreatif dan produk unggulan dari banjar ini dilakukan Kampus STMIK Primakara, Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan Bithub (Bali Initiative Hub) didukung Kementerian Koperasi dan UMKM.

Inisiasi program perdana Banjar Creative Space ini diluncurkan di Banjar Samuan Kangin, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, pada Sabtu (30/10). Hadir Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Ketua STMIK Primakara Made Artana, Ketua Umum ICCN Fiki Satari, CEO Bithub Ida Bagus Agung Gunartawa, dan Ketua BEACH (Badung Economic Art & Creative Hub) Inda Trimafo Yudha.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam rilisnya, mengapresiasi dan menyambut baik hadirnya Banjar Creative Space. Dikatakan balai banjar sebagai sentra kegiatan adat budaya, sosial dan keagamaan sangat tepat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif dan menggeliatkan perekonomian dari banjar.

Baca juga:  Minimarket Disantroni Perampok Berpistol, Uang Jutaan Rupiah Diambil

“Jumlahnya 4.600 (balai banjar di Bali) ini potensi yang sangat besar. Kami (Kementerian Koperasi dan UKM) siap kolaborasi. Kami punya jaringan anak muda kreatif di seluruh Indonesia. Jadi saya mengapresiasi langkah menghadirkan Banjar Creative Space yang ada di banjar ini,” kata Teten.

Diharapkan kehadiran BCS ini dapat menggeliatkan dan menggerakkan ekonomi kreatif di Pulau Dewata. “Saya kira ini penting untuk membangkitkan industri kreatif di Bali di tengah industri pariwisata yang tengah menghadapi tantangan besar. Kita harus keluarkan ide-ide brilian, gagasan yang baru dan unggul. Itu bukan tidak mungkin lahir dari Banjar Creative Space,” ujarnya.

Kepada komunitas kreatif banjar, Teten mengajak ikut bergerak mengembangkan potensi produk unggulan UMKM lokal. Terlebih Smesco Hub Timur di Nusa Dua sudah diresmikan.

Baca juga:  Meresahkan, Polisi Bubarkan Pemotor Bawa Atribut Perguruan Silat

Fasilitas tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan potensi produk UMKM di wilayah timur Indonesia. Teten menyebut nilai ekspor dari Smesco Hub Timur ini ditargetkan mencapai 15 juta dolar di 2024.

Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Made Artana memaparkan, potensi balai banjar di Bali sangat besar dengan jumlah kurang lebih ada 4.600 balai banjar. Mayoritas balai banjar juga sudah terkoneksi dengan WiFi.

Untuk itu fungsi penggunaan balai banjar dapat diperluas dan dioptimalkan untuk berbagai kegiatan produktif dan kreatif dalam program BCS. “Pertama, balai banjar sebagai pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif. Kedua, balai banjar sebagai pusat pengembangan talent (SDM) kreatif. Ketiga, balai banjar sebagai tempat belajar daring bagi siswa,” terang Artana.

Lebih lanjut dijelaskan balai banjar sebagai pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif berperan dalam pengembangan produk unggulan seperti kuliner, fesyen, kriya, herbal dan digital. Lalu juga mendorong produk unggulan banjar/desa untuk mendukung program ‘1 village, 1 product’, dengan pengembangan dari hulu hingga hilir.

Baca juga:  Harga Beras Naik, Konsumen Beralih ke Lokal

“Mari wujudkan bersama, kita bangun ekonomi kreatif Bali dari banjar,” ajak Artana.

Sementara itu Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengapresiasi hadirnya BCS di Badung. “Suatu kebanggaan Banjar Creative Space dimulai di Kabupaten Badung. Ini jadi role model pelaksanaan kreativitas, membangun ekonomi kreatif mulai dari banjar,” kata Giri Prasta.

Ia mengungkapkan Pemkab Badung memang telah memberikan perhatian besar dan dukungan penuh terhadap keberadaan balai banjar. Mulai dari perbaikan bangunan balai banjar, peningkatan sarana prasarana, termasuk pemasangan wifi gratis hingga berbagai aktivitas masyarakat seperti sekaa teruna teruni di balai banjar. “Dalam kesempatan ini kami juga meminta dukungan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengguatkan keberadaan UMKM di Badung, agar bisa juga berdaya saing di tingkat global,” pungkas Giri Prasta. (kmb/balipost)

BAGIKAN