Salah satu pagelaran yang ditampilkan saat FSBJ III. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) III 2021 ditutup Sabtu (6/11) oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Selama 14 hari pelaksanaannya, penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 berjalan baik. Memasuki tempat pagelaran, pengunjung disiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, alat pengukur suhu tubuh dan aplikasi Pedulilindungi.

Dalam penutupan FSBJ III itu Gubernur Koster meluncurkan Tema Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV Tahun 2022, yaitu “Jaladhara Sasmita Danu Kerthi: Air Sebagai Sumber Peradaban”. Gubernur berharap agar para penggiat seni modern dan kontemporer Bali mampu merawat agenda tahunan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) dengan baik melalui kerja kreatif, peningkatan tata kelola, disertai sikap profesional.

Baca juga:  PDI Perjuangan Bali "Ngobras" Bareng Ganjar Pranowo

Kadis Kebudayaan Bali Prof. I Gede Arya Sugiarta menyampaikan, selama pelaksanaan FSBJ di masa pandemi, pengaturan terhadap pengunjung atau penonton untuk memenuhi prokes, terjaga dengan baik. Dengan format kegiatan secara hybrid (virtual dan life), kehadiran penonton dapat dikendalikan dengan baik.

Selain itu, dengan format live streaming, FSBJ dapat ditonton oleh masyarakat di luar Bali dan di luar negeri. Selain mengelola pengunjung, panitia bekerjasama dengan Warmadewa Research Centre melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan FSBJ III Tahun 2021.

Berdasarkan hasil survey terhadap pengunjung dan penonton yang langsung datang ke Taman Budaya, sebanyak 93% menyatakan kebersihan dan protokol kesehatan di area FSBJ adalah baik dan sangat baik. Sejumlah 96% menyatakan setuju dan sangat setuju FSBJ diformat secara hybrid (life dan virtual).

Baca juga:  Bisa Berimplikasi ke Relaksasi Bertahap, Disayangkan Masih Ada Pelanggaran Prokes Saat Idul Adha

Sebanyak 95% memberi apresiasi kepada Pemprov Bali yang tetap memberi ruang kepada seniman kendatipun Bali kendati dalam masa pandemi.

Di sisi lain Gubernur Koster menyampaikan, bidang seni dan budaya yang bersinergi dengan adat, agama, dan tradisi telah menjadi salah satu Program Prioritas Pembangunan Bali 2018-2023. Bahkan paradigma baru pembangunan Bali menjadikan Kebudayaan sebagai hulu, karena dengan membangun budaya akan berdampak sistemik terhadap bidang lainnya.

Secara kemanusiaan seni dan budaya merupakan kebutuhan jiwa, karena ia dapat mempengaruhi suasana hati dan mengasah sensibilitas, sehingga menjadikan manusia peka rasa, baik terhadap keindahan maupun nilai kemanusiaan. Bali bersyukur dianugerahi kekayaan seni dan budaya sebagai sistem kognitif untuk mengelola prilaku masyarakat berlandaskan logika, etika, dan estetika (Satyam, Siwam, Sundaram).

Baca juga:  Kedatangan Vaksin Tahap ke-100, Masyarakat Diingatkan Tetap Tingkatkan Prokes

Suksesnya penyelenggaraan FSBJ di masa pandemi merupakan upaya penyadaran bahwa manusia yang diberkati pikiran harus mampu mengatasi permasalahan hidup, termasuk mengelola diri dalam keadaan darurat. Ke depan, diharapkan standar penyelenggaraan FSBJ harus ditingkatkan lagi, termasuk menjadikan FSBJ bertaraf nasional dan internasional.

Serangkaian kegiatan FSBJ III Tahun 2021, Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan Penghargaan Bali Jani Nugraha kepada 10 orang sastrawan, seniman, dan penulis buku yang telah mengabdi dan mendedikasikan diri untuk pemajuan seni modern Bali. (Subrata/balipost)

BAGIKAN