BANGLI, BALIPOST.com – Harga tomat di tingkat petani anjlok. Tomat yang biasanya bisa dijual petani di kisaran Rp 5-7 ribu per kiloramnya, kini hanya laku Rp 700-800 per kilogram.
Tak hanya tomat, harga sejumlah komoditas pertanian lainnya juga turun. Jero Widiarta, petani di Desa Songan, Kintamani, Minggu (7/11) mengungkapkan anjloknya harga tomat terjadi sejak sebulan lalu.
Dengan harga Rp 800 per kilogram petani, kata dia rugi total. “Kalau misal Rp 3 ribu masih bisa dapat untung,” ujarnya.
Harga cabai merah besar, juga dikatakan turun. Per kilogramnya kini hanya Rp 15 ribu. Sedangkan normalnya Rp 20-25 ribu per kilogramnya.
Turunnya harga cabai terjadi sejak September lalu. Namun demikian, menurutnya harga cabai sekarang masih lebih baik dari sebelumnya. “Sebelumnya sempat Rp 11 ribu minggu lalu, dari kemarin naik Rp 4 ribu, jadi Rp 15 ribu,” ujarnya.
Harga sayur-mayur juga disebutnya murah. Seperti labu siam, satu kresek merah hanya Rp 15 ribu.
Terong hanya seribu rupiah per kilogram. “Kol juga turun harganya. Tidak ada yang beli,” ujarnya.
Sedangkan bawang merah jenis Bali Karet, yang biasanya dijual petani Rp 20 ribu per kilogram kini hanya Rp 14 ribu.
Menurut Widiarta, turunnya harga sejumlah komoditi pertanian saat ini terjadi karena dampak daya beli masyarakat menurun. Di sisi lain juga karena banyak hasil pertanian dari luar masuk ke Bali. “Bawang dari Jawa yang banyak masuk Bali. Barengan panennya sehingga turun harganya,” kata dia.
Selain Widiarta, petani lainnya di Desa Songan, Eka Putra juga mengatakan harga tomat di tingkat petani saat ini sangat murah. Bahkan tomat miliknya hanya laku dijual Rp 700 per kilogram.
Meski rugi total, dia tetap memilih menjualnya jika ada yang beli. Ketimbang busuk di pohon. “Kalau dua bulan lalu tomat sempat tembus harga Rp 16 ribu per kilogram,” ujarnya. Penyebab anjlonya harga tomat menurutnya karena banyak tomat hasil panen petani dari Jawa dan Lombok yang masuk ke Bali. (Dayu Swasrina/balipost)