JAKARTA, BALIPOST.com – Kondisi 4.000 vaksin COVID-19 AstraZeneca yang kedaluwarsa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak boleh terulang di daerah lain. Untuk itu, seluruh pemerintah daerah diminta tidak menunda vaksinasi COVID-19 di daerahnya masing-masing.
Setiap dosis vaksin yang tersedia harus segera dihabiskan guna meningkatkan cakupan vaksinasi dan perlindungan bagi masyarakat. “Tidak ada kata penundaan dalam percepatan vaksinasi. Semua pihak termasuk pemerintah daerah, diminta segera memanfaatkan setiap dosis vaksin yang tersedia di daerah masing-masing, segera dihabiskan untuk meningkatkan imunitas masyarakat,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Selasa (9/11).
Menkominfo Johnny mengajak daerah lain untuk bergerak lebih cepat menyalurkan vaksin kepada masyarakat di berbagai pelosok wilayah agar tak ada lagi vaksin yang terbuang sia-sia. “Jangan sampai terulang, ini pembelajaran bagi kita semua,” tuturnya.
Menkominfo Johnny mengingatkan, saat ini semua negara di dunia sedang berebut vaksin untuk menciptakan kekebalan komunal. Hal itu membuat proses dan perjuangan pemerintah dalam mendapatkan akses vaksin tidak mudah.
Oleh karena itu, setiap elemen diharapkan turut memikirkan bagaimana dapat memanfaatkan ketersediaan vaksin tersebut secara efektif, efisien, dan tepat sasaran bagi perlindungan kesehatan rakyat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (9/11/2021) pagi, capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah mencapai 60,24% untuk dosis pertama atau telah mencapai lebih dari 125,4 juta orang. Dari jumlah tersebut, 79,3 juta orang di antaranya sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Sementara itu, di kelompok lansia vaksinasi telah diberikan kepada 9 juta orang untuk dosis pertama, sedangkan vaksinasi dosis lengkap telah diberikan kepada 5,6 juta orang. Adapun, pada kelompok remaja atau usia 12 – 17 tahun, vaksinasi dosis pertama telah diberikan kepada 13,1 juta orang dan 8,1 juta orang di antaranya telah mendapat dosis kedua. “Kami memiliki target capaian vaksinasi 70% hingga akhir tahun. Butuh kerja sama seluruh pihak untuk meraih cakupan tersebut secara merata, terutama pada kelompok rentan seperti lansia yang realisasinya harus terus kita percepat,” kata Menkominfo.
Menkominfo juga mengimbau masyarakat untuk berlaku bijak dalam bermobilitas, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru. “Jika memang harus bepergian, terapkan protokol kesehatan ketat, kenakan masker dengan benar. Sedikit kelengahan dapat memicu potensi munculnya lonjakan kasus saat mobilitas tinggi, jadi mari kita berhati-hati,” pungkas Johnny.
Sementara itu, Indonesia kembali kedatangan sebanyak 4 juta vaksin jadi Sinovac. Kedatangan vaksin ini merupakan tahap ke-116 sebagai upaya memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. “Vaksin Sinovac kembali datang di indonesia kali ini dalam bentuk vaksin jadi. Kali ini sebanyak 4.000.000 dosis tiba pada siang ini,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Selasa (9/11).
Menurutnya, secara total vaksin Sinovac yang telah hadir di Indonesia dalam dua bentuk. Vaksin Sinovac dalam bentuk jadi sebanyak 100 juta dosis. Dan vaksin Sinovac dalam bentuk bulk atau bahan baku sebanyak 153 juta dosis, yang setelah diolah, menghasilkan 124,4 juta dosis vaksin jadi. “Sehingga secara total vaksin yang telah tiba di tanah air, dari berbagai merek, dalam bentuk bulk atau jadi sebanyak 330.378.350 dosis,” katanya.
Usman mengatakan, vaksin kembali hadir dan akan terus hadir nantinya. Hal ini sudah menjadi komitmen pemerintah untuk terus mendatangkan vaksin dalam rangka mengamankan ketersediaan vaksin di Indonesia untuk melindungi rakyatnya.
Dia menegaskan, vaksinasi bukan sekadar upaya untuk melindungi diri, melainkan juga untuk melindungi keluarga dan seluruh masyarakat. “Saat ini 125 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 79 juta diantaranya dosis lengkap,” ujarnya.
Meski begitu, Usman kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. COVID-19 masih mengancam seperti terjadi di beberapa negara yang kasus penyebaran kembali melonjak. Untuk itu, perlu upaya bersama dari semua pihak untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus gelombang ke-3 di tanah air. “Tetap waspada dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan,” kata Usman. (Agung Dharmada/balipost)