TPST Mengwitani. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kontribusi perayaan hari raya Galungan, Rabu (10/11), terhadap lonjakan volume sampah di Kabupaten Badung, cukup signifikan. Volume sampah pada perayaan kemenangan dharma melawan adharma di tengah pandemi Covid-19 tersebut naik 30 persen dibandingkan hari biasa.

Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun  DLHK Badung, A.A. Gede Agung Dalem, saat dikonfirmasi, Kamis (11/11), mengatakan, total volume sampah yang diangkut saat hari raya Galungan hingga Umanis Galungan mencapai 205 ton. “Iya ada lonjakan sampah mencapai 30 persen. Hari ini (kemarin-red) terangkut 205 ton dari rata-rata 150 ton hingga 170 ton per hari,” ungkapnya.

Baca juga:  Tak Ingin Delegasi G20 Lihat Sampah Berserakan, DLH Bangli Tambah Jadwal Pengangkutan

Menurutnya, sampah yang dihasilkan dikelola di TPST Mengwitani sebanyak 15 ton, sedangkan TPST Samtaku mengolah 20 ton sampah. Pihaknya terus berupaya untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di TPS Mengwitani dan TPST Samtaku Jimbaran. “Untuk sampah kiriman masih aman belum terlihat terjadi lonjakan. Mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya,” harapnya.

Pengolahan sampah yang ada di TPST Mengwitani bakal dilimpahkan ke pihak ketiga dan kapasitas akan ditingkatkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, I Made Puja sebelumnya mengatakan, TPST Mengwitani yang kini hanya mampu mengolah sampah berkisar 15 ton per hari akan ditambah menjadi 300-400 ton per hari. Alat yang sudah ada saat ini pun akan digabung dengan alat yang dimiliki oleh pihak ketiga yang akan menangani sampah tersebut.

Baca juga:  Sehari Jelang Galungan, Umat Hindu Berburu Penjor

“Jadi mau tidak mau, ketika TPA Suwung ditutup, Badung sudah siap dengan pengolahan sampah secara mandiri. Karena tidak mungkin di Bandung membuat TPA. Untuk itu, dibuat pengolahannya,” terangnya.

Sistem pengolahan sampah yang akan diterapkan di TPST yang lokasi bersebelahan dengan Terminal Mengwi itu akan mengadopsi sistem pengolahan di TPST Samtaku Jimbaran. Pihaknya juga memastikan, TPST bebas dari bau sampah meski berkapasitas besar. “Sekarang sudah ada teknologi. Lagi pula sampah kan tidak ditumpuk tapi diolah, kalau mau pun bisa disemprot dengan untuk menghilangkan bau,” tegasnya seraya mengakui sesuai rencana penutupan TPA Suwung akan dilakukan di awal tahun 2022.

Baca juga:  Di Konferensi Dekade Kelautan 2024, FPRB Tanjung Benoa Beber Implementasi 12 Indikator Tsunami Ready

DLHK Badung sudah berkoordinasi dengan PT. Remaja diajak kerja sama dalam penanganan sampah dengan menggunakan teknologi Radial Basis Function (RBF). Lokasi nanti akan menggunakan aset Pemkab Badung berupa tanah dan bangunan. (Parwata/balipost)

BAGIKAN