DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi Bali di triwulan III 2021 tumbuh -4,08% (qtq) dan -2,91% (yoy). Pertumbuhan minus ini menempatkan Bali pada posisi terbawah dibanding 33 provinsi lainnya.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, pihaknya telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi pada triwulan III 2021. Sebab, ada pemberlakuan PPKM Darurat hingga PPKM level 4 dan 3 dalam kurun waktu itu.
Hal ini, diungkapkannya, menghambat pergerakan dan mobilitas manusia yang merupakan kunci pergerakan ekonomi. “Sesuai dengan proyeksi kami sebelumnya, perekonomian Bali pada triwulan III 2021 kembali tumbuh negatif 2,92% (yoy),” ujarnya belum lama ini.
Sementara itu, Kepala BPS Bali, Hanif Yahya menyampaikan dari sisi produksi, berdasarkan perbandingan triwulan III 2021 dengan triwulan II 2021, lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus cukup dalam adalah lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yaitu -17,02 %.
Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada komponen Impor Barang dan Jasa yaitu – 21,18%. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu transportasi dan pergudangan yaitu -16,03%.
Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada komponen Impor Barang dan Jasa yaitu -52,02%. Jika diakumulasikan pertumbuhan triwulan I 2021 sampai dengan triwulan III 2021, ekonomi Bali tercatat tumbuh negatif atau terkontraksi sedalam 3,43% (ctc).
Struktur ekonomi Bali dari sisi produksi, pada triwulan III 2021 masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 16,13% yang tumbuh -9,23% (qtq), -8,47% (yoy), -11,01 (ctc).
Tumbuh Positif
Terkait triwulan IV 2021, akademisi Universitas Udayana Prof. Wayan Ramantha, Minggu (14/11) mengatakan, perekonomian Bali diprediksi tumbuh positif. Sebab kunjungan wisatawan domestik yang terus meningkat setiap harinya. Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara, masih nol.
Data dari Bandara Ngurah Rai per 13 November kedatangan domestik dari tanggal satu berkisar 6.350 hingga 10.383 per 12 November. Per harinya kunjungan domestik berada di atas 5.000 orang.
Begitu juga pada Oktober 2021, kunjungan per harinya di atas 5.000, dengan kedatangan tertinggi sebanyak 10.553 orang pada 17 Oktober.
Walaupun hanya terjadi pergerakan kunjungan domestik, namun dampaknya terhadap produktivitas usaha dan konsumsi meningkat dan sektor lain juga akan meningkt seperti akmamin. “Akomodasi juga akan meningkat karena hotel berbintang saat ini kecenderungan harganya turun,” ujarnya.
Ia mengatakan ekonomi Bali belum bisa pulih seperti dulu berada di angka 5% – 6%. Perlu pendorong ekonomi yang lebih besar.
Pertumbuhan ekonomi akan pulih di kisaran 5% – 6% jika semua sektor memberikan sumbangan terhadap PDRB. Sambil menunggu pariwisata dan mobilitas pulih, ia melihat ekonomi digital mulai dikembangkan.
Hal ini pun dinilai efektif dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, namun tidak bisa berharap 100%. “Karena ekonomi digital dari sisi marketing, dia merupakan sarana yang bagus, efisien dan inklusif untuk pemasaran produk baik domestik dan ekspor, namun ada tantangan besar ke depannya,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)