JAKARTA, BALIPOST.com – BPS merilis hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021 pada Senin (15/11). Ada dua provinsi yang disebut mengalami capaian sangat tinggi.
Kedua provinsi itu adalah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dan DKI Jakarta. “Pembangunan manusia yang statusnya sangat tinggi yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di atas 80,” kata Kepala BPS Margo Yuwono lewat konferensi pers virtual.
Menurut Margo, sejak tahun 2018 tidak ada lagi provinsi dengan status pembangunan manusia rendah. Hal ini setelah status pembangunan manusia di Provinsi Papua meningkat dari rendah menjadi sedang.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Margo memaparkan IPM Indonesia 2021 mencapai 72,29, meningkat 0,35 poin (0,49 persen) dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 71,94. Selama 2010–2021, IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,76 persen. Peningkatan IPM 2021 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Hal ini berbeda dengan peningkatan IPM 2020 yang hanya didukung oleh peningkatan pada dimensi umur panjang dan hidup sehat dan dimensi pengetahuan, sedangkan dimensi standar hidup layak mengalami penurunan.
Pada 2021 dimensi hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan) meningkat 1,30 persen. Pada dimensi pendidikan, penduduk berusia 7 tahun memiliki harapan lama sekolah atau dapat menjalani pendidikan formal selama 13,08 tahun, atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I.
Angka itu meningkat 0,10 tahun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 12,98 tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,06 tahun, dari 8,48 tahun menjadi 8,54 tahun pada tahun 2021.
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2021 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,57 tahun, lebih lama 0,10 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Sementara itu dimensi terakhir yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita atas dasar harga konstan 2012 yang disesuaikan. Pada 2021 pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan) masyarakat Indonesia mencapai Rp11,16 juta per tahun. Angka ini meningkat 1,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa setelah lebih dari satu tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, pengeluaran riil per kapita mulai meningkat kembali setelah pada tahun 2020 mengalami penurunan.
Menurut Margo, pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Sejak 2016 status pembangunan manusia Indonesia meningkat dari level sedang menjadi tinggi. Selama 2010–2021 IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,76 persen per tahun, dari 66,53 pada tahun 2010 menjadi 72,29 pada tahun 2021.
Setelah mengalami perlambatan pada 2020 karena pandemi COVID-19, peningkatan IPM Indonesia sudah kembali membaik pada 2021. Kondisi ini terjadi seiring perbaikan kinerja ekonomi yang berpengaruh positif terhadap indikator konsumsi riil per kapita yang disesuaikan. (kmb/balipost)