Ilustrasi. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Varian Delta plus (AY.4.2) belum ada di Indonesia. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Senin (15/11) menyatakan hal itu dalam keterangan pers virtual yang dipantau di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Ia mengatakan varian Delta itu banyak mutasinya. “Memang varian Delta itu kodenya B.1.617.2 itu sudah punya anak. Anaknya ada yang pakai AY.4, AY.23, AY.24, nah… yang terbanyaknya di Indonesia itu anaknya atau sub-variannya AY.23 dan AY.24. Malah sudah keluar cucunya AY.4 yaitu AY.4.2,  itu yang sekarang banyak di Inggris yang disebut varian Delta Baru,” katanya.

Ia menyebut sejumlah varian ini sudah ada di Indonesia. “Nah, di Indonesia sendiri AY.4 sudah ada, AY.23 sudah ada AY.24 sudah ada, AY.4.2 belum ada. Semua varian Delta, baik orangtuanya, sub variannya, anaknya, atau sub-sub variannya, cucunya, itu memiliki mutasi genetik yang mirip,” kata Budi.

Baca juga:  Presiden Sebut Dua Parameter Makroekonomi Ini Mulai Meningkat

Ia meyakini jenis-jenis vaksin COVID-19 di Indonesia masih cukup ampuh untuk menghadapi varian-varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. “Jadi kesimpulan kami, sampai sekarang kalau ada varian virus yang masuk, anak atau cucunya, Insya Allah harusnya kekebalan yang sudah terbentuk di masyarakat kita masih cukup untuk menanggulangi,” ujarnya.

Ia juga menerangkan terkait vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun. Disebutkannya imunisasi diberikan berbasis risiko. Itu sebabnya tenaga kesehatan didahulukan karena paling sering ketemu dengan pasien. Kemudian disusul lanjut usia karena fatality rate untuk orangtua ini mencapai 12 persen dari total kasus. “Kemudian turun ke dewasa, ke remaja, baru ke anak-anak,” jelasnya.

Baca juga:  Libur Lebaran, Jokowi Kenalkan Satwa pada Tiga Cucunya

Jadi, saat ini pemerintah masih fokus melakukan vaksinasi lansia yang saat ini baru mencapai 40 persen dari target. “Begitu itu nanti sudah selesai, nanti kita akan turun ke kelompok-kelompok lain yang risiko fatalitasnya lebih rendah dari orangtua,” ujarnya.

Saat ini, vaksinasi sudah mencapai 216 juta suntikan ke 130,6 juta rakyat Indonesia.enkes merinci sebanyak 84,5 juta penduduk sudah mendapatkan dosis lengkap. “Dari target vaksinasi 208 juta orang, 62 persen sudah memperoleh vaksinasi dosis pertama dan 40 persen sudah vaksinasi lengkap,” jelasnya.

Baca juga:  Sebagian Besar Korban Jiwa COVID-19 Derita Komorbid, Pemerintah akan Lakukan Ini

Per harinya, kata Menkes Budi, suntikan vaksin terus bertengger antara 1,6 hingga 2 juta. Diperkirakan akhir tahun, bisa mencapai 290 juta sampai 300 juta suntikan.

Dengan perkiraan yang memperoleh dosis 1 sebanyak 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan proyeksi dosis 2 bisa mencapai sekitar 118 juta orang atau mendekati 60 persen. “Dibandingkan dengan target WHO yang akhir tahun diharapkan 40 persen lengkap di dosis ke dua,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN