Desa Adat Tulikup Kaler, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menggelar karya agung “Ngusaba Dalem dan Pitra”. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Setelah merampungkan pembangunan sejumlah palinggih Pura Dalem dan Pura Prajapati, Desa Adat Tulikup Kaler, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menggelar karya agung “Ngusaba Dalem dan Pitra”. Rangkaian karya agung ini berlangsung beberapa sebulan sejak Agustus 2021 dan berakhir pada Rabu (1/12).

Ngusaba Dalem dan Pitra ini mengikuti imbauan pemerintah dengan memperketat protokol kesehatan (prokes) yakni wajib menggunakan masker, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, pintu masuk dan dalam areal pura disediakan wastafel tempat mencuci tangan.

“Karya Agung Ngusaba Dalem dan Pitra ini untuk mohon keselamatan manusia, alam semesta beserta isinya ini memberlakukan ketat prokes dan semua warga pangayah sudah menjalani vaksinasi,” kata Bendesa Desa Adat Tulikup Kaler, Drs. I Gusti Ngurah Wijana, M.M., M.Pd.

Didampingi Kelian Adat Banjar Tegal, I Made Ardana,
Ngurah Wijana mengatakan gelaran karya agung ini dilakukan setelah rampungnya pembangunan, rehab dan restorasi (pengembalian kepada keadaan semula) sejumlah palinggih. Sejumlah palinggih yang dibangun atau direhab di antaranya pembangunan tembok panyengker, pembangunan sejumlah palinggih, restorasi candi kurung dengan mempertahankan ukiran klasik, pemugaran sejumlah palinggih.

Baca juga:  ‘Ngaturang Banjotan,' Tradisi Unik di Desa Adat Pererenan

Setelah rampungnya sejumlah pembangunan palinggih, warga kemudian menggelar rapat pertemuan untuk menggelar karya agung. Karya yang
digelar yakni Mamungkah, Ngenteg Linggih, Piodalan,
Padudusan Agung, Mapadagingan, Mapaingkup, Tawur Agung dan Ngusaba Dalem/Ngusaba Pitra. Sebagai Yajamana karya, Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel, dari Gerya Bakbakan, Gianyar.

Dalam rangka karya agung ini sejumlah rangkaian karya sudah digelar diawali dengan nuasen karya, ngulapin, tegtegang dan mlaspas pada Rabu
(1/9) lalu. Macaru Rsi Gana, mapadagingan, balik sumpah pada Rabu (20/10), atur pakeling, Tawur Agung/Pedanan pada Jumat (15/11).

Baca juga:  Desa Adat Bila Bajang Lestarikan Kesenian Sakral Baris Dabdab Darma

Puncak karya digelar mukyaning karya, mapeselang, majejiwan bertepatan dengan hari raya Kuningan,
Sabtu (20/11). Sementara nganyarin, makebat daun, nangun ayu pada Senin (22/11) ini, Ngusaba Dalem dan Ngusaba Pitra pada Selasa (23/11). Sedangkan Nyenuk dan Ngebek pada Minggu (28/11) dan upakara Resi Bujana dan mudalang Ida Bhatara Pangrajeg pada Senin (29/11) serta Nyineb pada Rabu
(1/12) mendatang.

Mantan pejabat Gianyar ini mengatakan, Desa Adat Tulikup Kaler terdiri dua banjar yakni Banjar Tegal dengan 290 KK dan Banjar Kembengan dengan 440 KK. Ia menambahkan dulu di pura ini sempat digelar karya namun belum lengkap seperti sekarang ini pada 1999 lalu. Bahkan karya agung sekarang ini sempat tertunda 2 tahun karena pandemi COVID-19.

Baca juga:  Dari Ubud Destinasi Internasional Terbaik Keenam hingga Penataan Lahan Pabrik Mikol Dihentikan

Namun karya agung ini baru bisa digelar sekarang
ini dengan biaya upakara dari urunan warga, bantuan LPD dan punia (donatur) sejumlah pihak. Sejumlah pejabat menghadiri karya ini seperti Bupati Gianyar, Made Mahayastra, Wakil Bupati Gianyar, A.A. Gde Mayun, DPRD Gianyar dan DPRD Provinsi Bali.

Sementara Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace akan hadir Kamis (25/11). Ditegaskan guna menghindari kerumunan dan taat prokes sesuai anjuran pemerintah, pihaknya sudah beberapa kali menggelar pertemuan untuk
membahas hal ini di antaranya warga yang ngayah diatur per tempekan. Di mana Desa Adat Tulikup Kaler terdiri empat tempekan yakni Tempekan Kelod Kauh, Tempekan Kaja Kauh, Tengah dan Tempekan Kelod Kangin. (kmb/balipost)

BAGIKAN