DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang akhir tahun 2021, sejumlah pertemuan penting digelar di Bali. Salah satunya pertemuan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Pol. Firli Bahuri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar dan Kepala BNN Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose.
Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI, Brigjen Pol. Sulistyo Pudjo Hartono, Senin (22/11) menyampaikan Kepala BNN Komjen Golose melaksanakan kegiatan beberapa hari di Bali. “Kegiatan-kegiatan tersebut sangat penting, salah satunya diskusi panel mengusung tema bersinergi bersama berantas narkoba, korupsi dan terorisme untuk pembangunan SDM unggul di era VUCA dihadiri Gubernur Bali dan Wali Kota serta Bupati se-Bali,” ujarnya.
Selain itu, Brigjen Pudjo menyampaikan, Bali salah satu magnet wisata dunia. Namun 2 tahun terakhir anjlok karena pandemi COVID-19. “Dua minggu terakhir ini mulai ramai. Tadi (kemarin) saya naik pesawat, full. Bahkan rombongan kami harus beda maskapai. Ini artinya Bali kembali ke ritme semula,” tegasnya.
Tentu saja agar Bali ini bisa terdukung maksimal salah satunya adalah keamanan dan kondusifitas. Agar wisatawan nyaman dan tidak ada rasa was-was berkunjung ke Bali.
Tentu saja salah satu ikutan ramainya wisatawan ke Bali adalah potensi datangnya narkoba. “Misalnya kalau orang biasa pakai heroin datang ke Bali pasti beli heroin. Kita tahu tugas BNN sangat berat sehingga perlu dukungan seluruh komponen masyarakat dalam memerangi narkoba,” ujar mantan Kabid Humas Polda Papua ini.
Sementara Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Gde Sugiarnya Dwi Putra mengatakan, dari data yang diperolehnya saat dilakukan penangkapan kasus narkoba, pelakunya selalu residivis. Oleh karena itu saat gencar dilakukan seperti dicanangkan Kepala BNN Komjen Golose yaitu tiga pendekatan hard, smart, soft power approach. “Kegiatan soft power ini sedang gencar kami dilakukan dengan melibatkan seluruh tokoh masyarakat, formal dan informal,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)