DENPASAR, BALIPOST.com – Pecatur senior yang turun di PON XX Papua 2021, seperti Otto Dami, Kadek Iin Dwijayanti, dan Gracelia ‘Gecy’ P, masih layak dipertahankan. Pasalnya, pengalaman bertanding dan jam terbang mereka, belum bisa diimbangi pecatur pelapis di bawahnya.
Pelatih catur PON Papua Sebastian Simanjuntak, di Denpasar, Selasa (23/11), mengakui, untuk pengkaderan Bali memiliki Putu Luhur (Bulelelng), Bagus Winaya (Denpasar), AA Gede. Agung (Gianyar), serta Donald (Bukelelng). “Seandainya, Bali memiliki pecatur pelapis 7 atlet, maka dipastikan kekuatan Tim Bali bakal bertambah,” tutur Sebastian,
Sebastian yang berusia 56 tahun, tetap diturunkan membela Bali di Pra PON, bersama Pasek Budarsa, Putu Luhur, dan AA Gede Agung. “Alhasil, dari babak play off, yang semestinya diikuti 10 provinsi, pesertanya 7 provinsi. Yang merebut tiket PON hanya dua daerah, dan Bali tersingkir,” ungkapnya.
Karena itu, Bali hanya meloloskan seorang pecatur putra Otto Dami, yang merebut tiket di ajang Pra PON. Dijelaskannya, hasil PON Bali membawa pulang 1 perak, yang dipersembahkan Otto Dami, di catur cepat.
Sementara di sektor putri, Bali sulit melakukan regenerasi. “Kualitas permainan putri masih jauh di bawah Kadek Iin dan Gecy, sehingga regenerasi belum muncul pecatur putri ” terangnya,
Sebastian sendiri tak ingin menjadi atlet lagi, meskipun olahraga asah otak tak membatasi usia. “Olahraga catur ini memerlukan regenerasi secara alami, utamanya pecatur muda, yang memiliki pengalaman dan rutin mengikuti berbagai turnamen bergengsi,” ungkapnya.
Menurut dia, yang dimaksud regenerasi atlet secara alami, pecatur senior jika dia punya jam terbang tinggi, serta sering mengikuti berbagai event, maka sulit tergantikan. Oleh sebab itu, pecatur muda dituntut rutin mengikuti kejuaraan. (Daniel Fajry/balipost)