Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi. (BP/Ant)

YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilakukan di Yogyakarta memunculkan tambahan kasus positif COVID-19. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta mengkonfirmasi berdasarkan hasil pemeriksaan acak yang sudah dilakukan.

“Untuk hari ini, ada temuan tiga kasus di tiga sekolah yang berbeda-beda. Segera akan kami tindak lanjuti dengan tracing kontak eratnya,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (26/11).

Menurut Heroe, ketiga siswa yang terkonfirmasi positif tersebut seluruhnya tidak menunjukkan gejala sakit dan langsung diminta untuk menjalani isolasi. Ketiga sekolah tersebut juga ditutup sementara untuk keperluan tracing dan akan dilanjutkan dengan testing untuk mencegah potensi penularan yang lebih luas. “Kegiatan belajar mengajar dikembalikan sepenuhnya secara daring,” katanya.

Baca juga:  Kualitas Pembelajaran

Sebelumnya, telah terkonfirmasi empat siswa yang dinyatakan positif terpapar COVID-19. Seluruhnya berasal dari satu sekolah.

Dari kasus tersebut, sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 79 kontak erat dengan rapid test antigen dan seluruhnya menunjukkan hasil tes negatif. “Kami akan ulangi lagi dengan tes PCR pekan depan. Mudah-mudahan kembali menunjukkan hasil negatif,” katanya.

Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut mengatakan, Kota Yogyakarta memang aktif melakukan pemeriksaan atau tes COVID-19 terhadap siswa dan guru dari sekolah yang sudah menjalani pembelajaran tatap muka terbatas. “Jadi, kami tidak menunggu ada siswa atau guru yang sakit baru melakukan pemeriksaan. Tetapi kami bersikap aktif dengan melakukan pemeriksaan acak,” katanya.

Baca juga:  Sekolah Agar Lakukan Persiapan PTM Terbatas

Pada tahap pertama, ditargetkan pemeriksaan secara acak di 17 sekolah dari jenjang SD,SMP, SMA, dan SMK di Kota Yogyakarta dengan total sasaran 2.050 sampel.

Hingga saat ini, pemeriksaan sudah dilakukan di 14 sekolah dengan lebih dari 1.500 sampel dan terkonfirmasi tujuh kasus positif. “Jika dilihat dari persentasenya, maka temuan kasus yang terjadi masih bisa dibilang kecil dan sebarannya rendah karena kontak erat menunjukkan hasil negatif,” katanya.

Kegiatan pemeriksaan acak ke 17 sekolah tersebut ditargetkan selesai pada 30 November dan akan dilanjutkan tahap berikutnya dengan sasaran sekolah lain sehingga seluruh sekolah di Kota Yogyakarta menjalani pemeriksaan acak.

Baca juga:  Kabulkan Gugatan Partai Prima, Putusan PN Jakpus Timbulkan Kontroversial

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Krisnadi mengatakan, guna mencegah penularan yang luas luas, maka sekolah diminta benar-benar ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan saat PTM terbatas. “Misalnya di SD hanya dibatasi untuk kelas 6 saja karena sudah masuk usia mendapat vaksinasi. Tidak boleh ada penambahan frekuensi atau jam pembelajaran. Harus dikawal ketat,” katanya.

Ia pun menengarai, temuan kasus positif dari kegiatan PTM terbatas tersebut disebabkan anak tertular dari oran tua. “Karena yang memiliki mobilitas lebih tinggi adalah orang dewasa dibanding anak-anak. Mungkin saja mereka tertular dari orang tuanya,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN