Ilustrasi ternak babi. (BP/dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Rumah potong hewan di Kabupaten Badung belakangan ini kesulitan mendapatkan stok ternak babi. Isu yang beredar ternak banyak dipasarkan ke luar Bali lantaran harga jualnya lebih mahal.

Keluahan itu telah disampaikan ke meja DPRD Badung. Anggota DPRD Badung I Wayan Sandra, Rabu (1/12) membenarkan telah menerima keluhan dari pedagang dan jagal yang kesulitan mendapatkan stok Babi hidup untuk dipotong. “Stok babi sangat tipis, pedagang mulai kesulitan mendapatkan babi. Kemungkinan lebih banyak babi dikirim ke luar Bali,” ungkapnya.

Baca juga:  Kajian Penyesuaian Tarif Roro Terus Bergulir

Pihaknya mengharapkan dinas terkait segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kelangkaan stok babi tersebut. “Kalau dibiarkan kondisi seperti ini, daging babi di Bali akan langka dan harganya akan melonjak,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Petanian Kabupaten Badung, Wayan Wijana megungkapkan, berdasarkan catatan 2021, jumlah babi di Badung mulai mengalami peningkatan dari 14.136 ekor pada 2020 menjadi 22.310 ekor di 2021. Berdasarkan hasil pemantauan sebelum Galungan, disebutkan Wijana, jumlah Babi juga masih cukup banyak.

Baca juga:  Hadapi Pandemi COVID-19, Pemuda Mesti Jadi "Agent of Change"

Saat ini babi yang siap panen kemungkinan jumlahnya menurun karena sudah panen saat Galungan, 10 November 2021. “Informasi dari beberapa peternak yang kami hubungi, saat ini dikandang mereka sebagian besar babi umur 2 sampai 3 bulan atau belum siap panen,” ungkapnya.

Dijelaskan, untuk harga babi hidup saat ini, kata dia, rata-rata Rp 40 sampai 42 ribu per kg sedangkan di luar daerah menurut informasi harganya tinggi. “Karena dianggap lebih menguntungkan peternak, kemungkinan ini yang menyebabkan terjadinya pengiriman Babi keluar,” ucapnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Bandara Ditutup Sementara, Pemprov Bali Siapkan 50 Bus Angkut Penumpang
BAGIKAN