Pelaku perjalanan udara melakukan verifkasi digital di terminal keberangkatan domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Verifikasi digital ini berkaitan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Semeru, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu pukul 15.20 WIB, mengakibatkan abu vulkanik dari guguran awan panas yang menerjang sejumlah wilayah. Laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Kondisi ini, sempat dikhawatirkan berdampak juga pada penerbangan menuju Bali. Dikonfirmasi terkait hal itu, Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Taufan Yudhistira, mengatakan aktivitas masih normal.

Baca juga:  Garuda Tambah Frekuensi Rute Denpasar-Melbourne

Lalu lintas pernerbangan menuju Bali melalui Bandara Ngurah Rai, tidak terdampak. “Tidak ada dampak ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali,” katanya singkat.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, kondisi sama juga terjadi di Bandara Lombok. PT Angkasa Pura I menyatakan, letusan Semeru di Jawa Timur tidak berdampak pada aktivitas perjalanan transportasi udara pesawat di Bandara Lombok, NTB, baik ke Surabaya maupun Jakarta serta Denpasar, Bali.

Baca juga:  Di Tengah Pandemi COVID-19, Penjualan Online Jadi Tulang Punggung Bisnis

“Sampai saat ini tidak ada yang terpengaruh, semua penerbangan dari atau keluar Bandara Lombok tetap normal,” kata Humas PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, Arif Haryanto di Praya, Minggu (5/12).

Arif Haryanto mengatakan, dari data sementara rata-rata penggerakan jumlah penumpang mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelumnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Ia memaparkan, jumlah penumpang per hari baik yang berangkat maupun datang sebanyak 4.500 penumpang/hari. Sedangkan rata-rata penumpang bulan Oktober 2021 sebanyak 3.300 penumpang/hari.

Baca juga:  Bawa Narkoba, Oknum TKI Ditangkap di Bandara Ngurah Rai

“Artinya ada peningkatan sekitar 36 persen jelang Natal dan Tahun Baru,” katanya. (Yudi Karnaedi/kmb/balipost)

BAGIKAN