Rumah Hancur - Abdillah di depan rumahnya yang hancur akibat gelombang tinggi akhir pekan lalu. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Kisah pilu sekaligus bahagia dirasakan Abdilah (49). Ia merupakan salah satu korban rumah rusak akibat gelombang tinggi di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Senin (6/12) dinihari.

Saat rumahnya hancur diterjang gelombang tinggi, istri Abdillah, Istiqomah, melahirkan anak ketiga. Saat cuaca ekstrem konsentrasi Abdillah terpecah.

Di satu sisi, rumahnya hancur akibat gempuran ombak, bersamaan itu juga istrinya yang hamil tua mulai kontraksi dan pertanda melahirkan.

Baca juga:  Satelit Mati, Kapal Terdampar di Pantai Karangdadi

Dan benar tak berselang lama, bayi perempuan lahir dengan selamat tanpa bantuan medis. Anak ketiganya ini lahir sekitar pukul 02.00 Wita. Saat itu cuaca masih ekstrem. “Air laut masuk pekarangan rumah, mau panggil ambulans, juga gak bisa,” katanya. Saat itu pula kondisi rumah hancur.

Istrinya pasca-melahirkan dalam kondisi lemas. Saat itu untungnya istrinya sudah diungsikan menginap di rumah adiknya yang lebih aman. “Saat itulah Istri sudah mulai sakit perut, lalu saya bawa ke rumah dukun anak,” katanya.

Baca juga:  Jumlah Kasus di Bali Masih Meningkat, Kebutuhan Plasma Konvalesen Makin Tinggi

Abdillah saat itu panik, bukan hanya karena rumah yang hancur, tapi juga istrinya yang tiba-tiba kontraksi. Rumah Abdilah merupakan salah satu bangunan yang rusak akibat gelombang tinggi sejak sepekan terakhir.

Selama itu, ia bersama nelayan lain yang juga warga sekitar tak melaut. Di samping cuaca ekstrem, juga karena rumah mereka terancam abrasi. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN