Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja (BP)/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Maskapai penerbangan baru banyak muncul akibat pandemi COVID-19. Hal tersebut berdasarkan hasil nilai Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (INACA).

Terjadi fenomena menarik dalam penerbangan nasional saat pandemi COVID-19. “Akibat pandemi banyak maskapai nasional berhenti beroperasi atau mengurangi kapasitas produksinya. Namun di sisi lain, banyak maskapai baru yang muncul dengan performa yang baik. Ini fenomena menarik,” kata Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (7/12).

Baca juga:  OJK: Pandemi Covid-19 Munculkan Sektor Unggulan Baru

Hal itu disampaikan saat INACA bekerjasama dengan perusahaan manufaktur pesawat Boeing mengadakan Fleet Planning Workshop secara virtual. Pandemi yang telah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun telah berdampak sangat besar pada sektor transportasi udara di Indonesia.

Akibat adanya pembatasan mobilisasi masyarakat untuk menghambat penyebaran virus Corona, berimbas pada menurunnya jumlah penumpang pesawat. Akhirnya, berdampak pada pendapatan maskapai penerbangan.

Perusahaan penerbangan harus melakukan berbagai upaya pemulihan yang akan berdampak pada keberlanjutan bisnisnya untuk tetap memberikan layanan transportasi. Pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi salah upaya untuk menekan biaya, agar keberlangsungan usaha tetap terjaga.

Baca juga:  Jadi Tujuan Libur Nataru, PPKM di Bali dan 4 Provinsi ini akan Diawasi Ketat

Denon menyatakan workshop yang dilakukan sangat relevan dengan kondisi penerbangan nasional saat ini mengingat berkurangnya jumlah armada membutuhkan pengelolaan yang baik untuk dapat memenuhi permintaan pasar penumpang dan kargo. “Dengan demikian operasional penerbangan dapat berjalan efektif, efisien dan maskapai mendapatkan pendapatan yang baik sebagai bekal untuk melakukan pertumbuhan pasca pandemi,” katanya.

Menurut kertas putih INACA bekerjasama dengan Universitas Padjajaran, penerbangan domestik Indonesia akan mulai pemulihan pada 2022 dan optimal seperti sebelum pandemi di 2024. Sedangkan penerbangan internasional diprediksi mulai pulih di 2023 dan optimal pada 2026. (kmb/balipost)

Baca juga:  Peserta APTFF Yogyakarta Kepincut Layanan Spa Ala Keraton
BAGIKAN