SINGARAJA, BALIPOST.com – Wilayah pesisir Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng hingga sekarang masih dalam kondisi abrasi. Situasi ini riskan akan dilanda bencana gelombang pasang. Beberapa waktu lalu, dua rumah warga setempat sempat dihantam gelombang pasang. Mencegah kerusakan yang lebih parah, anggota TNI bersama perangkat Desa Kalibukbuk, dan warga membuat tanggul sementara untuk mencegah gelombang pasang pada musim cuaca buruk ini.
Perbekel Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng Ketut Soka Kamis (9/12) mengatakan, kawasan pantai di wilayahnya maish ada sekitar 1 kilometer (km) kondisinya mengalami kerusakan karena abrasi. Di kawasan pantai tersebut juga belum dibangun revetment pantai oleh pemerintah pusat.
Memasuki musim cuaca buruk seperti sekarang, pihkanya khawatir kalau kawasan pantai itu akan mengalami abrasi bertambah parah akibat gelombang pasang. Yang tidak kalah penting adalah, warga yang tinggal di pesisir itu menjadi rawan terdampak gelombang pasang. Bahkan, pada Selasa (7/12) dini hari yang lalu, dua rumah milik warganya terdampak akibat gelombang pasang. Rumah itu masing-maisng ditempati Putu Edi Antara dan Putu Tirta. Akibat hempasan gelombang pasang, 1 unit rumah pada pondasinya tergerus ombak. Sekarang rumah itu terancam akan roboh jika kembali dihantam gelombang pasang susulan.
Sedangkan, 1 unit rumah lagi sempat tergenang air laut. “Sampai sekarang masih ada kurang lebih 1 Km yang belum ada bangunan revetment-nya dan itu terabarsi. Kalau musim cuaca buruk seperti sekarang rawan sekali akan terdampak ombak pasang, buktinya dua warga kami sudah terdmapak karena bencana ini,” katanya.
Tidak ingin gelombang pasang memicu dampak yang lebih luas, perangkat desa bersama anggota TNI, warga, termasuk para pemilik akomodasi wisata melaksanakan gotong royong. Pada gotong royong ini, pada titik lokasi pemukiman warga yang rawan terdampak gelombang pasang dipasang tanggul sementara.
Tanggul ini dibuat dengan mengantongi pasir dengan karung plastik, kemudian ditumpuk pada lokasi yang telah ditentukan. “Kami bersama TNI dan warga termasuk ada bantuan dari pengusaha hotel di sana kita buat tanggul sementara, paling tidak bisa mengurangi dampak kalau sewaktu-waktu kembali terjadi gelombang pasang,” tegasnya.
Perbekel Ketut Soka menyebut, penanganan abrasi pantai di desanya mulai tahun 2019 lalu telah diusulkan kepada instsnasi terkait. Pertimbangan usulan ini bukan saja mencegah kerusakan yang lebih parah, tetapi karena di daerahnya menajdi sentra pariwisata di Lovina, sehingga pihkanya berharap besar kerusakan pantai di desanya itu bisa ditangani dengan bertahap.
“Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng kita sudah usulkan ke pemeirntah pusat, dan mudah-mudahan tahun berikutnya kerusakan ini mendapat alokasi bantuan karena bukan saja untuk mencegah kerusakan lebih parah tapi lingkungan pantai kami ini biar nyaman karena menjadi sentra pariwisata di Lovina,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)