DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana adanya penyuaraan ketidakpuasan pelaku pariwisata Bali karena sudah hampir 2 tahun terpuruk lewat demo dan turun ke jalan mencuat dalam beberapa hari belakangan. Sejumlah pelaku pariwisata bahkan sudah sempat dipanggil Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk membicarakan langkah pemulihan pariwisata akibat pandemi COVID-19 ini.
Menurut Wakil Ketua PHRI Bali yang juga Ketua PHRI Badung Rai Suryawijaya, Selasa (14/12), demi menjaga citra Bali menyambut Presidensi G20, stakeholder pariwisata Bali diminta bersabar, jangan sampai turun ke jalan dan demo. Ia mengakui industri pariwisata Bali hampir 2 tahun ini memang dalam keadaan memprihatinkan. “Namun jangan sampai aksi demo yang dilakukan stakeholder pariwisata justru mencoreng citra pariwisata Bali,” ujarnya.
Kedatangan wisatawan domestik yang cukup tinggi dalam dua bulan terakhir, dikatakannya belum cukup untuk mengisi 146.000 kamar di Bali. Namun, ia optimis dengan tetap diterapkannya PPKM Level 2, tingkat hunian kamar akan mencapai 50-60 persen di libur Natal dan Tahun Baru.
“Jangan merusak rencana besar dari pemerintah pusat dan Pemda Bali ke depan dengan membuat ribut. Jangan berkoar-koar yang nantinya akan menurunkan citra pariwisata Bali, sedangkan Bali adalah role model, jadi perhatian dunia, the best destination, bahkan Indonesia dikagumi karena berhasil menekan kasus COVID-19 tanpa melakukan lockdown. Di luar negeri juga sama kok kondisinya. Dan Bali menjadi perhatian walaupun upaya yang dilakukan belum memuaskan,” bebernya.
Managing Director Kawasan The Nusa Dua Gusti Ngurah Ardita mengatakan, beberapa strategi dan upaya telah diujicobakan pada sejumlah event. Diantaranya konsep bubble tourism saat event Badminton Festival di Westin. Selain itu event internasional yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada 9 -10 Desember juga dilakukan dengan sistem bubble. “Artinya kita bisa melakukan sesuatu untuk Bali bangkit ini. Konsep-konsep tersebut telah dilaksanakan dan akan diramu lagi,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)