Warga tengah menerima vaksin Sinovac. (BP/Antara)

HONGKONG, BALIPOST.com – Masyarakat diminta secepat mungkin untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin COVID-19. Hal ini diminta para peneliti di Hong Kong, karena sebuah penelitian menunjukkan antibodi yang dipicu dosis lengkap dari dua merk vaksin tak cukup ampuh menangkal Omincron.

Dua vaksin itu adalah Sinovac dan BioNTech. Hasil penelitian oleh jurusan mikrobiologi Universitas Hong Kong yang dirilis pada Selasa (14/12), menjadi data awal pertama yang dipublikasikan tentang keampuhan vaksin Sinovac terhadap varian baru virus corona itu.

Tak ada satu pun serum dari 25 penerima vaksin CoronaVac buatan Sinovac yang mengandung cukup antibodi untuk menetralisasi Omicron, menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Clinical Infectious Diseases tersebut. Hanya lima dari 25 penerima vaksin BioNTech yang memiliki kemampuan menetralisasi Omicron dan efisiensi vaksin itu berkurang secara signifikan dari 24 persen menjadi 20 persen, menurut hasil penelitian itu.

Baca juga:  Dewan Kritisi LKPJ Bupati Klungkung TA 2019 

“Masyarakat disarankan untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin secepat mungkin sambil menunggu vaksin generasi berikutnya yang lebih sesuai,” kata para peneliti dalam siaran pers dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (15/12).

Penelitian yang didanai pemerintah Hong Kong itu dilakukan oleh ahli mikrobiologi Yuen Kwok-yung, Kelvin To dan Chen Honglin. Sinovac belum menanggapi pertanyaan tentang hasil penelitian itu, namun juru bicaranya mengatakan uji laboratorium yang mereka lakukan menunjukkan bahwa dosis ketiga vaksin efektif menghasilkan antibodi yang melawan Omicron.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Masih 3 Digit! Kabar Baiknya Pasien Sembuh Baru Lebih Banyak

BioNTech juga belum memberikan respons tentang penelitian tersebut.

Varian Delta yang menyebar cepat masih mendominasi kasus COVID-19 di dunia. Masih belum jelas apakah Omicron secara inheren lebih menular, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pengarahan pada Minggu (12/12).

Para peneliti mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron menyebabkan COVID-19 yang lebih atau kurang parah dari varian-varian sebelumnya. Di Afrika Selatan, hasil penelitian di lapangan yang dirilis pada Selasa menunjukkan vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech kurang efektif mencegah orang yang terinfeksi dari kemungkinan dirawat di rumah sakit sejak Omicron muncul pada November tahun ini.

Baca juga:  Penyelundupan 7.000 Ekor Benur Digagalkan

Dua perusahaan pekan lalu mengatakan tiga dosis vaksin buatan mereka mampu menetralisasi Omicron dalam uji laboratorium. Temuan itu menjadi sinyal awal bahwa dosis ketiga atau booster menjadi kunci dalam perlindungan melawan varian tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN