DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaku pariwisata banyak yang komplain ke pemerintah karena Bali masih sepi wisatawan mancanegara (wisman). Bahkan, pemerintah dituding setengah hati karena mengeluarkan peraturan yang justru makin ketat.
Menyikapi kondisi ini, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. angkat bicara. Ia mengutarakan pengetatan justru dilakukan di luar negeri. “Ada isu (pemerintah) membuat turis mancanegara sulit datang. Justru Indonesia dipermudah. Misalnya di Cina menerapkan karantina sampai tiga minggu. Di Bali tidak. Itu luar biasa. Kalau dibebaskan terus ada orang mati (Covid-19) yang tanggung jawab siapa?” tanya Pangdam Maruli, Kamis (16/12).
Pihaknya bersyukur karena beberapa hari terakhir jumlah kasus Covid-19 masih satu digit. Maruli berharap saat Nataru jumlah konfirmasi COVID-19 tidak meningkat. “Kalau Nataru lewat (Covid-19 tidak meningkat), ini prestasi luar biasa dan akan membangkitkan pariwisata, kita baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Maruli mengungkapkan, banyak isu-isu menyatakan pemerintah itu membuat sulit wisman ke Bali. Pihaknya memahami bahwa kondisi pariwisata Bali masih sangat jauh dari harapan. Walaupun ramai lokal tapi wisman belum ada, itu berarti masih sepi. “Kita harus kompak bisa lewati Nataru ini sehingga kepercayaan wisatawan mancanegara akan meningkat hadir di Bali,” kata jenderal bintang dua ini.
Masalah penerbangan, kata dia, sebetulnya sangat dipermudah. Tapi saat kembali ke negara mereka harus menjalani karantina cukup panjang. “Dibilang pemerintah menyulitkan, apa motivasinya? Mudah-mudahan Nataru bisa lewat dan G20 sudah direncanakan dengan baik. Kalau bisa dilewati semua maka Indonesia dinilai mampu menangani COVID-19 ini,” ucap Maruli.
Oleh karena itu disiplin 3M dan penerapan 3T mesti gencar dilakukan. Selain itu masyarakat jangan sampai terpengaruh gosip. (Kerta Negara/balipost)