JAKARTA, BALIPOST.com – Sejak awal berdiri di 1961, anggota Gerakan Pramuka telah melakukan kegiatan yang terkait dengan isu perdamaian, pengabdian masyarakat, lingkungan dan peningkatan kecakapan hidup. Untuk lebih meningkatkan frekuensi aktivitas tersebut, Kwarnas Pramuka menyusun aturan tentang Pedoman Adopsi Inisiatif Kepramukaan Dunia (World Organization of Scout Movement/WOSM’s Better World Framework and Initiatives).
“Program tersebut menantang anggota muda Gerakan Pramuka untuk melakukan kegiatan yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat dan agar peduli kepada tema global sehingga menjadi warga dunia yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s),” kata Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka/Ketua Komisi Kerja Sama Luar Negeri, Ahmad Rusdi dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12).
Better World Framework (BWF) merupakan program yang menantang bagi anggota pramuka terkait empat bidang tematik. Yaitu: Lingkungan Hidup dan Keberlanjutan (Environment and Sustainablility); Perdamaian dan Keterlibatan Masyarakat (Peace and Community Engagement); Kecakapan Hidup (Skills for Life); dan Kesehatan dan Kesejahteraan (Health and Wellbeing).
Pramuka yang berhasil mengikuti program tersebut bakal memperoleh badge atau emblem yang dijahit di seragam dan diberikan sertifikat. Ahmad Rusdi menjelaskan tema pertama dilaksanakan melalui program bernama Earth Tribe (menyatu dengan alam).
Program ini mengatasi perubahan iklim, mempromosikan perilaku ramah lingkungan dan sehat, serta menyatu dan melindungi alam secara berkelanjutan. Tujuannya agar pramuka mempraktikkan isu tentang: konsumsi yang bertanggung jawab (responsible consumption); alam dan keanekaragaman hayati (nature and biodiversity); energi bersih (clean energy); dan pengelolaan polusi (pollution management). Lencana yang diberikan adalah Champion for Nature (pelestari alam), Scouts Go Solar (pemanfaat tenaga surya sebagai energi terbarukan), dan Tide Turners Plastic (pegiat penanggulangan sampah plastik di laut).
Nama program untuk tema kedua adalah Duta Perdamaian atau Messengers of Peace (MoP) yang sudah dimulai sejak 2011. Tujuannya adalah membangun perdamaian (peacebuilding); keberagaman dan inklusif (diversity and inclusion); budaya dan warisan (culture and heritage); aksi kemanusiaan (humanitarian action); keterlibatan masyarakat (civic engagement); dan kesetaraan gender. Ada tiga lencana MoP, yaitu Dialogue Badge (mediator dialog perdamaian); Patrimonito (pelestari warisan budaya); dan HeForShe (kesetaraan gender).
Untuk tema ketiga, nama programnya adalah Keterampilan untuk Hidup (Skills for Life). Ada 4 tujuan, yakni kemampuan interpesonal (interpersonal skills); kepemimpinan; minat membaca (literacy); STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Math); dan kewirausahaan.
Untuk tema terakhir adalah Kesehatan dan Kesejahteraan (Health and Wellbeing), yang tujuannya untuk: pola hidup yang sehat; keselamatan diri; kesehatan mental; kesehatan seksual dan reproduksi; dan ketenangan jiwa dan spiritualitas. Pencapaian tema ini akan memperoleh Interreligious Dialogue Badge.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional Pramuka (Pusdiklatnas) Sigit Muryono menjelaskan para pelatih dan pembina perlu diingatkan kembali tentang WOSM’s Better World Framework and Initiatives. “Program itu sangat penting bagi Indonesia dan dibutuhkan pramuka,” katanya. Program tersebut dapat masuk sebagai materi penunjang pada kursus Mahir Dasar dan Mahir Lanjutan bagi pembina pramuka. “Nara sumber atau infrastrukturnya dari ahli, bukan dari pelatih pembina,” ujarnya. (kmb/balipost)