MANGUPURA, BALIPOST.com – Indonesia berpenduduk 277 juta, di antaranya 115 juta adalah pemain game online. Bahkan, transaksi online selama 2021 ini, diprediksi mencapai Rp 30 T.
Sebelumnya, transaksi game online Rp 25 T pada 2020 dan transaksi serupa sejak Piala Presiden perdana dihelat pada tahun 2019, tercatat Rp 20 T.
Ketua Harian PB e-sport Indonesia (ESI) Bambang Sunarwibowo, di sela-sela Piala Presiden E Sport, Jumat (17/12), menyatakan, kontribusi sebesar ini harus diberdayakan bangsa Indonesia. “Potensi besar ini, betu-betul harus dikelola bangsa, jangan sampai ditangani asing,” pesannya.
Dikemukakan, Piala Presiden digulirkan sejak 2019, dan justru menunjukan grafik yang menanjak signifikan saat pandemi Covid-19 ini. Game online tentu berbeda dibandingkan sektor lain yang terpuruk, ketika wabah virus corona melanda.
Ia mengajak e-sports diharap serius mulai pemual pelajar, termasuk menyiapkan akademi e-sports. Apalagi, lanjut dia, olahraga ini sudah resmi bernaung di bawah KONI, dan telah melaksanakan pertandingan eskhibisi, di ajang PON XX Papua 2021.
Sementara Kepala Staf Kepresidenan KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menyatakan, atlet e-sports Indonesia dituntut berprestasi pada hajatan multievent seperti SEA Games Mei 2022, termasuk Asian Games September 2022. “Atlet Indonesia bertekad menjadi juara (winner), mengingat di Asian Games memperebutkan 6 medali,” ungkapnya.
Moeldoko menekankan, atlet e-sports mirip tentara yang berperang, harus menguasai medan, cuaca, dan lawan. “Jadi, pemain game online harus cerdik dalam melumpuhkan musuhnya, utamanya mental musuh harus ditaklukkan terlebih dahulu,” ucapnya. (Daniel Fajry/balipost)