Anggota DPRD Denpasar melakukan sidak proyek penataan Pantai Sanur. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Proyek penataan Pantai Sanur, yang ditangani BWS-Bali-Penida sedang digarap hingga akhir tahun ini. Proyek yang dipantau Senin (20/12), oleh Komisi III DPRD Denpasar itu telah dikerjakan 86 persen.

Diharapkan, hingga 31 Desember, proyek seniai Rp 9 miliar ini sudah rampung untuk tahap pertama. Sidak dipimpin Wakil Ketua DPRD Wayan Mariyana Wandhira didampingi Ketua Komisi III, Eko Supriadi juga diikuti sejumlah anggota Komisi III lainnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira mengatakan banyak pemasangan batu andesit yang tidak rapi. Sehingga hal tersebut mengurangi estetika dari penataan tersebut. “Natnya tidak sama, potongannya tidak rapi juga. Kalau seperti ini tidak rapi, harusnya estetikanya juga diperhatikan,” kata Wandhira.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih di Atas 6.000 Orang, Korban Jiwa Harian Kembali Cetak Rekor Baru

Selain itu, Wandhira juga menyoroti kekuatan dari jogging track yang baru dibuat. Terlebih, kawasan Pantai Duyung ini ombak selalu pasang saat bulan Purnama.

Pihaknya pun meminta agar penataan ini tidak sekadar selesai. Perlu juga dipastikan kualitas dari proyek, apalagi ini merupakan area publik.

Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi menambahkan, setelah dibangun jogging track ini, perlu juga dilakukan penataan pesisir pantai. Seperti, pengaturan parkir jukung maupun penataan pasir.

Baca juga:  Dubes RI di Malaysia Sebut Ini Penyebab Meninggalnya Ketua Dewan Pers

“Nanti perlu dirapikan juga, pasir-pasirnya agar diratakan, selain itu parkir jukung juga dirapikan,” katanya.

Terkait hal tersebut, Direksi Teknis BWS Bali Penida, Komang Kurniawan Adi Kusuma mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kekurangan yang ditemukan oleh Komisi III ini. “Terkait kualitas proyek ini akan kami tingkatkan sesuai kontrak dan spek. Bila perlu akan kami tingkatkan lagi,” katanya.

Sementara itu, terkait antisipasi ombak atau gelombang pihaknya mengaku sudah melakukan kajian. “Konsultan sudah melakukan kajian. Dari hasil kajian ini jika ada gelombang ekstrem memang ada persentase damage atau kerusakan sedikit,” katanya.

Baca juga:  Perayaan Rahina Tumpek Krulut Untuk Pelestariaan Nilai Kearifan Lokal Bali

Sementara terkait pemasangan andesit maupun nat yang tidak rapi, pihaknya akan melakukan proses finishing saat semua andesit sudah terpasang. “Terkait kerusakan-kerusakan di luar pekerjaan kami tahun ini, akan dilanjutkan penataannya oleh Pemkot Denpasar tahun 2022 mendatang,” katanya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN