Sejumlah pedagang di pasar tradisional duduk menunggu pembeli. (BP/Dokumen)

Shio Macan Air segera menjelang. Shio yang dimaknai sebagai tahun kemakmuran ini sarat dengan bayang-bayang kelam perjalanan ekonomi dan kesehatan di tahun 2021. Sederet bencana, pandemi dan hancurnya tata kelola ekonomi membuat optimisme menepi.

Kini, di tengah bayang-bayang ambruknya pilar ekonomi Bali yang dominan ditopang sektor pariwisata harapan baru tumbuh. Lalu lalang wacana, pemikiran serta konsep menjadi tawaran solusi.

Namun, kuncinya Bali harus melakukan transformasi ekonomi. Ini adalah jawaban yang harus segera
dijabarkan. Sejak pandemi di awal Maret 2020 mengancam Indonesia, pelan namun pasti imunitas ekonomi, imunitas ketahanan mental, sosial dan pendidikan krama Bali terkoreksi.

Baca juga:  Menjadi Generasi Paham Budaya

Sekitar 4,2 juta penduduk Bali yang selama ini hidup dalam gemerlap pariwisata seketika merasakan gelap. Pariwisata mati suri. Bali yang bertahun-tahun menjadi barometer ekonomi, kini terjun bebas.

Bali berada pada jurang resesi. Pertumbuhan sampai minus 9 persen adalah malapetaka ekonomi di tanah Bali.

Kini optimisme untuk bangkit harus dikawal. Transformasi ekonomi dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali menjadi harapan baru membangun pilar baru penyangga ekonomi Bali. Peta jalan penyelamatan ekonomi Bali haruslah dikawal dan dijabarkan.

Baca juga:  Pimpinan KPK dan Gubernur Koster Buka Peringatan Harkodia 2022

Menata ulang struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali, ditawarkan Gubenrur Bali Wayan Koster. Munculnya Pandemi Covid-19 telah memberi pengetahuan baru, wawasan baru, pengalaman baru, pendekatan baru,
dan peluang baru, termasuk peluang baru dalam bidang perekonomian.

Perekonomian Bali yang selama ini didominasi satu sektor pariwisata ternyata sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal, seperti faktor keamanan,
bencana alam, dan bencana bukan alam, seperti Pandemi Covid-19. Terpuruknya pariwisata sebagai dampak Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam, pertumbuhan negatif 9,31%.

Baca juga:  Percepat Transformasi Digital, Anugerah Musik Bali Dihelat Serangkaian Bali Digifest 2022
BAGIKAN