Prof. Wiku Adisasmito. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia optimis terbebas dari status pandemi COVID-19 pada tahun ini dan menuju endemi. Alasannya, kasus terus menurun sejak lonjakan kedua Juli 2021. Demikian dikemukakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, dalam rilisnya yang diterima Rabu (5/1).

Ia juga menyebutkan Indonesia berhasil mempertahankan penurunan kasus ini di tengah melonjaknya kasus dunia dan tantangan varian baru yaitu Omicron. Namun, ia mengatakan libur akhir tahun masih berpotensi meningkatkan jumlah kasus jika melihat pola dari libur panjang sebelumnya, seperti Idul Fitri 2021.

Baca juga:  DPR Waswas Jutaan Warga Tak Bisa Memilih

Rinciannya, pada November 2020 – Januari 2021, kasus positif konsisten mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai puncak pertama. Bahkan, penambahan kasus minggu pertama tahun 2021 mencapai 52.694 kasus. Jumlah ini, dikontribusikan oleh 5 provinsi yang menyumbangkan kasus positif tertinggi yaitu DKI Jakarta (13.317),  Jawa Barat (7.832), Jawa Tengah (6.726), Jawa Timur 6.375 dan Sulawesi Selatan (63.656).

Sementara, berbeda dengan tahun lalu, tren penurunan kasus masih terus terjadi sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022. Bahkan penambahan kasus pada minggu pertama Januari 2022 hanya sebesar 1.409 kasus. “Ini jauh lebih sedikit dibanding awal tahun lalu yang mencapai 52 ribu kasus,” lanjutnya.

Baca juga:  Resmi Beroperasi Jadi RS Khusus, Segini Jumlah Pasien Positif COVID-19 di RS PTN Unud

Pada awal tahun ini juga terjadi pergeseran provinsi penyumbang penambahan kasus terbesar yang tidak lagi didominasi provinsi di wilayah pulau Jawa. Kelimanya,  DKI Jakarta (526 kasus), Kepulauan Riau (168 kasus), Jawa Barat (121 kasus), Papua Barat (117 kasus) dan Jawa Timur (108 kasus).

“Keberhasilan kita untuk menghindari lonjakan kasus di akhir tahun ini merupakan pencapaian kolektif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah baik di pusat maupun daerah,” lanjutnya.

Baca juga:  Ketombean? Begini Cara Alami Menghilangkannya

Karena itulah, perkembangan baik ini menjadi pembuka tahun yang baik pula. Dan sepatutnya ini menjadi penyemangat seluruh lapisan masyarakat untuk terus menegakkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin lagi. Kepada pemerintah pusat dan daerah diminta tidak lengah dan terus menekan penularan sekecil mungkin.

Merujuk saran World Health Organization (WHO), bahwa kunci mencegah lonjakan kasus di masa lonjakan kedua di tengah keberadaan varian Delta, salah satunya adalah timing atau waktu yang tepat. “Lonjakan kasus hanya dapat dicegah dengan respons pengendalian kasus sedini mungkin,” tegas Wiku. (kmb/balipost)

BAGIKAN