Sejumlah siswa SD di Badung sedang menunggu giliran vaksinasi COVID-19. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Program vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Badung, telah melampaui target yang ditetapkan. Berdasarkan catatan Satgas COVID-19 setempat, capaian kategori sasaran tervaksinasi pertama anak usia 6-11 tahun hingga Kamis (6/1) mencapai 46.513 orang atau 102,9 persen dari target yang ditentukan 45.183 sasaran.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Badung, I Gusti Ngurah Gede Jaya Saputra, Jumat (7/1), tak menampik jika vaksinasi anak usia 6-11 tahun telah melampaui dari target. Meski, dalam menjalankan vaksinasi anak terdapat sedikit kendala.

Baca juga:  Vaksinasi Usia 6-11 Tahun di Denpasar Capai 34 Persen

Seperti, untuk warga negara asing (WNA) yang juga sebagai siswa tidak dapat didaftarkan pada sistem vaksinasi. “Sampai sekarang vaksinasi sudah (anak usia 6-11 tahun -red) lebih dari target 45.183 sasaran, sedangkan untuk anak umur 12-17 tahun dengan target 50.503 sasaran telah terealisasi 56.495 orang atau 111,9 persen. Namun, kami akan tetap menggencarkan program ini,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya akan terus menggenjot vaksinasi pertama untuk anak usia 6-11 tahun, sehingga untuk vaksinasi dosis kedua akan dimulai pada pertengahan Januari 2022. Sementara untuk siswa WNA akan diikutkan dalam vaksinasi gotong-royong.

Baca juga:  Perluasan Zona Hijau di Badung Sasar Mengwi

“Sebetulnya untuk lokasi vaksinasi sudah sangat dekat dengan tempat aktivitas anak. Seperti sekolah, dan kami juga menyiapkan Faskes bagi mereka yang tercecer,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta sebelumnya mengatakan, dilihat dari jadwal yang dirancang di pertengahan Januari tahap vaksinasi 1 sudah selesai. Dari itu, asumsi di bulan Februari pelaksanakan vaksinasi tahap dua dapat diselesaikan.

“Kepada anak yang belum mendapatkan vaksinasi, akan terus dilakukan sampai mendapatkan vaksinasi di bulan April,” jelasnya.

Baca juga:  Desa Adat Kerobokan Gelar Vaksinasi Massal

Ia menghimbau kepada anak-anak yang mendapatkan vaksinasi agar didampingi oleh para orangtuanya. Jika ada orangtuanya, maka tingkat stres anak bisa berkurang.

“Jika anak belum siap untuk divaksinasi jangan dipaksakan, di samping kita mencari momen anak membaik, jika mereka melihat anak sebayanya tidak ada masalah, maka anak itu akan termotivasi untuk divaksinasi,” imbuhnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN