BANGLI, BALIPOST.com – Alun-alun yang dibangun Pemkab Bangli dilengkapi food court atau tempat makan menawarkan aneka jenis kuliner. Food court tersebut nantinya akan menampung sekitar 20 pedagang.
Saat ini, Pemkab masih melakukan inventarisasi dan seleksi pedagang yang akan mengisi tempat itu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangli I Putu Ganda Wijaya mengatakan untuk mengisi food court di alun-alun Bangli, Pemkab telah membuka pendaftaran bagi pedagang dan hingga hari terakhir pendaftaran kemarin, terdapat 53 yang pedagang kuliner yang mendaftar. “Peminatnya lumayan banyak. Saat ini kami masih melakukan inventarisasi dan klasifikasi pedagang yang sudah mendaftar,” ungkap Ganda, Minggu (9/1).
Pihaknya juga melakukan seleksi terhadap pedagang. Sebab kapasitas food court yang disediakan terbatas. Hanya 10 tempat. Masing-masing tempat yang memiliki ukuran 3×4 meter, nantinya akan diisi dua pedagang dengan maksimal 3 produk jualan.
Pedagang yang menempati stand food court akan dikenakan sewa. Mengenai berapa nilai sewanya, Ganda mengaku masih dalam penghitungan. “Masih menunggu perhitungan KPKNL Singaraja,” jelasnya.
Direncanakan food court di alun-alun Bangli akan dibuka mulai 12 Januari. Bersamaan dengan peresmian alun-alun.
Sebagaimana yang diketahui proyek penataan lapangan kapten Mudita menjadi alun-alun Bangli sudah tuntas beberapa waktu lalu. Direncanakan alun-alun yang menghabiskan anggaran hingga Rp 21 miliar itu akan dibuka mulai 12 Januari.
Sebagaimana yang disampaikan Bupati Sang Nyoman Sedana Arta belum lama ini, sebelum dibuka, akan dilaksanakan upacara manca kelud terlebih dahulu. Menurutnya upacara manca kelud perlu dilaksanakan karena keberadaan alun-alun cukup besar dan strategis. Terlebih dulunya bekas sawah.
Sehingga harus diupacarai. “Upacaranya akan dipuput 3 sulinggih,” ujar Sedana Arta.
Setelah itu pada malam harinya akan dilaksanakan acara peresmian secara seremonial. Alun-alun rencananya akan diresmikan oleh Gubernur Bali.
Sedana Arta mengungkapkan acara peresmian pihaknya dibantu oleh event organizer milik anak muda Bangli. Tanpa menggunakan APBD. “Totalitas gotong royong,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)