BANGLI, BALIPOST.com – Jembatan bambu yang selama ini dibangun masyarakat sebagai akses penghubung lingkungan Tegalalang Kelurahan Kawan dan Banjar Tambahan Desa Jehem rusak dan hanyut tersapu air saat hujan deras Minggu (9/1) lalu. Masyarakat pun sangat berharap Pemkab Bangli segera memperbaiki jalan penghubung Tegalalang-Tambahan yang putus akibat bencana alam beberapa waktu lalu.
Kepala Lingkungan Tegalalang Sang Made Marjaya Selasa (11/1), mengatakan, hujan deras Minggu lalu menyebabkan debit air di bawah jembatan bambu meluap dan merusak jembatan darurat yang dibuat warga. Dampaknya warga kini tak bisa melintas.
Warga Tegalalang yang ingin ke Tambahan atau sebaliknya, terpaksa harus jalan kaki menuruni sungai. Itu pun hanya bisa dilakukan jika tidak hujan dan sungai sedang tidak ada airnya. “Kalau mau bawa kendaraan harus muter lewat Jehem,” ujarnya.
Diungkapkannya sejak jalan penghubung Tegalalang-Tambahan itu putus awal 2021 lalu, terhitung sudah lebih dari lima kali warga bergotong royong membuat jembatan bambu.
Marjaya mengaku tidak tahu secara pasti kapan jalan putus itu akan mendapatkan penanganan dari pemerintah. Ia mengatakan masih belum jelas. Pemkab, kata dia sempat mewacanakan perbaikan beberapa waktu lalu.
Akan tetapi sampai sekarang belum ada realisasi. “Saya belum berani memastikan. Apakah tahun ini sudah dianggarkan atau belum saya belum dapat menanyakan ke PU,” terangnya.
Pihaknya sangat berharap jalan putus itu bisa segera ditangani pemerintah. Sebab sangat dibutuhkan masyarakat. “Tidak saja masyarakat Tegalalang tapi juga masyarakat Tambahan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Plt. Kepala Dinas PUPRPerkim Kabupaten Bangli Dewa Widnyanamaya mengatakan jalan putus itu akan ditangani tahun ini. Pemkab telah menyiapkan anggaran untuk itu.
Sementara Kabid Bina Marga Wayan Lega Suprapto menyebutkan besaran anggaran yang disiapkan Rp 1 miliar. “Rencana dibuat jalan seperti dulu tapi double box,” kata Lega. (Dayu Swasrina/balipost)