Belajar - Sejumlah pelaku usaha peternakan ayam meninjau penerapan maggot pada kandang ayam untuk mengurangi bau dan gangguan lalat. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Seiring munculnya keluhan dampak lingkungan dari peternakan ayam ditindaklanjuti Dinas Lingkungan Hidup dan Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana dengan mengumpulkan sejumlah pelaku peternakan. Para pelaku peternakan ayam baik petelur maupun broiler diajak mengikuti budidaya maggot, Selasa (11/1), dengan meninjau langsung penerapan sistem itu di Banyubiru, Kecamatan Negara.

Dari peninjauan, maggot yang ditaruh di kotoran ayam dapat mencegah timbulnya pencemaran lingkungan. Khususnya berkaitan munculnya lalat serta bau.

Baca juga:  Sebelum Perpanjang PPKM Darurat, DPR Minta Pemerintah Sampaikan Hasil Evaluasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Gede Ary Candra Wisnawa saat mengumpulkan para pelaku usaha peternakan ini juga langsung memberikan bimbingan teknis pengelolaan menggunakan maggot. Setelah melihat langsung, para peternak tertarik menerapkan maggot di tempat usaha ayam.

Pihaknya sengaja mengumpulkan pelaku usaha ayam baik mandiri maupun inti (kerjasama), guna menerapkan sistem ini. Sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak gangguan lingkungan terutama bau dan lalat.

Baca juga:  Kematian COVID-19 di Bali Meningkat, MDA dan PHDI Keluarkan SE Pembatasan Upacara Panca Yadnya

Menurutnya, setelah melakukan bimtek, para pelaku usaha ini sepakat menerapkan secara bertahap di tempat usahanya. “kami harapkan ini dapat diterapkan secara konsisten. Dan pelaku usaha peternakan ayam bisa menjalankan lebih ramah lingkungan,” kata dia. Sehingga dampak yang ditimbulkan juga dapat diminimalisir.

Dengan sistem maggot ini, kotoran ayam yang terkumpul di bawah kandang langsung dimakan maggot. Dan ketika maggot sudah dewasa bisa dijadikan makanan tambahan untuk ayam (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Dari Tabrakan Beruntun Mobil Pemudik hingga Perlihatkan Alat Kontrasepsi di Pura Samuantiga
BAGIKAN