JAKARTA, BALIPOST.com – Percepatan penurunan stunting secara nasional menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dengan berbagai intervensi yang dilakukan pemerintah, angka stunting yang tercatat sebesar 36,8 di 2007 diturunkan hingga menjadi 24,4 di 2021 dan targetnya prevalensi stunting turun mencapai 14 persen di 2024.
Untuk itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyatakan, Kementerian Kominfo memberikan dukungan lewat sejumlah komunikasi publik strategis. Dalam keterangan tertulisnya, Menkominfo mengungkapkan pihaknya juga menyediakan pusat data, infrastruktur teknologi informasi, dan komunikasi untuk akses internet. Sebab, ia menilai penanganan stunting perlu dimulai dengan melakukan sosialisasi dengan skala nasional.
Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, lanjutnya, telah menyiapkan dukungan komunikasi publik. “Pak Usman (Dirjen IKP Kominfo, Usman Kansong) sudah menyiapkan program sosialisasi penurunan stunting, bahkan saya minta mulai di TV agar langsung dilaporkan kepada masyarakat. Program talkshow sudah jalan semuanya,” ujarnya dalam pertemuan dengan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kantor Kementerian Kominfo, Kamis (13/1).
Menurut Menkominfo, komunikasi publik dilaksanakan sebagai bentuk kampanye pemerintah dengan berbagai macam strategi. Sedangkan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional juga perlu mengampanyekan secara efektif dengan menyasar masyarakat luas. “Ada macam-macam strategi komunikasinya. Kita sudah siapkan bahan komunikasi publik,” jelasnya.
Menteri Johnny menegaskan berdasarkan dokumen dari BKKBN berkaitan dengan percepatan penuruan stunting di Indonesia masih terdapat beberapa provinsi dengan angka stunting rata-rata di atas 30 persen. Padahal, Pemerintah menetapkan target setiap tahunnya harus mencapai 10 persen.
Oleh karena itu, Menkominfo mendorong upaya komunikasi juga dilakukan serius seiring dengan penanganan stunting. “Mau menangani penurunan stunting ini dalam dua tahun juga bisa turun jadi 10% kalau serius. Jangankan minta 14 persen, jauh dibawahnya bisa. Ini program sektor yang perlu dikomunikasikan. Saya mau korelasinya searah antara yang kita komunikasikan dengan program yang kita lakukan,” tandasnya.
Menkominfo menyatakan pihaknya juga akan membantu menyediakan aplikasi dan pusat data melalui Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik. Ia menekankan aspek ketahanan dan kedaulatan bangsa dalam pengelolaan data. Oleh karena itu, data pribadi yang berkaitan dengan stunting perlu dilindungi dengan baik.
“Pusat datanya harus bagus. Jangan sampai menaruh di tempat yang tidak dikawal enkripsinya dengan baik. Jadi, jangan sampai teknologi pusat datanya lemah,” tandasnya.
Selain itu, Kementerian Kominfo menyiapkan dukungan infrastruktur TIK di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terpencil) maupun di wilayah non-3T. Menurutnya, guna mendukung pelaksanaan program stunting di tingkat kecamatan oleh BKKBN, pihaknya akan memastikan ketersediaan jaringan internet.
“Kalau di tingkat kecamatan, seharusnya sudah tidak ada yang blankspot. Kalau di wilayah 3T, saya akan lihat apakah desa terkait sudah ada dalam program Kominfo. Sedangkan kalau yang akses internet, saya akan langsung hubungkan ke satelit,” jelasnya. (kmb/balipost)