GIANYAR, BALIPOST.com – Made Kawi Silver, yang punya produk unggulan cetakan wajah (tapakan) dari perak dan emas untuk hiasan pretima barong, hiasan busana pendeta, kethu, keris, pererai arca, tetap produktif di tengah pandemi. Sebab, pemiliknya, I Komang Astrawan yakin sepanjang budaya Hindu di Bali tetap lestari, permintaan produk kerajinan emas dan perak terus berkesinambungan.
Astrawan mengatakan sejauh ini tetap ada pesanan,
kendati diakui ada penurunan 50 persenan. ‘’Apalagi saat pandemi ini justru harga bahan emas dan perak naik,’’ keluhnya.
Namun, ia tidak mau kehabisan akal. Astrawan lalu melakukan inovasi. Ia menyesuaikan harga jual produk dengan menurunkan kualitas bahan bakunya.
‘’Awalnya bahan bakunya dominan emas atau perak. Kemudian saya ganti bahan tembaga atau kuningan,’’ ujarnya.
Itu dilakukan untuk menekan harga, khususnya dari bahan baku. Namun, desainnya tetap sama. Hanya saja yang membedakan bahan baku produk kerajinan pretima atau hiasan itu yang awalnya emas dan perak, kemudian dicampur tembaga.
Sejatinya, usaha yang digeluti Astrawan merupakan bisnis keluarga. Sepeninggal orangtuanya pada 2001, ia yang mendapat pesan khusus agar tetap menjalankan bsnis yang ditinggalkannya, kemudian bertekad tetap mempertahan bisnis kerajinan emas dan perak yang telah diwarisi secara turun temurun itu.
Produk yang dihasilkan suami Nyoman Sekarini itu bukan saja mendapat apresiasi masyarakat lokal. Namun inovasi perhiasan yang dibuat sudah memenuhi kebutuhan pasar mancanegara.
Ayah empat anak itu mengaku melanjutkan usaha keluarga itu dengan memproduksi produk unggulan khusus tapakan dengan tatahan perak dan emas untuk hiasan pretima barong, busana pendeta
agama Hindu. Made Kawi Silver ini boleh dibilang satu satunya perajin yang berinovasi menciptakan kerajinan pretima barong berbahan emas dan perak.
Ketekunan mengeluti usaha itu membuat Astrawan mendapat berbagai pesanan, konsumen lokal baik dari Prajuru Desa, Pinandita, sampai masyarakat umum. Permintaan kerajinan ini mulai yang bermaterial emas, perak, tembaga sampai kuningan. ‘
’Kami kerap menyesuaikan permintaan konsumen,
sehingga harga akhir nya bisa lebih terjangkau masyarakat,’’ ujar pria kelahiran Desa Celuk Sukawati tahun 1972 ini.
Ada juga mereka yang memperbaiki pretima sesuhunan barong, termasuk rangda. ‘’Produk yang saya kerjakan ada yang sudah disakralkan. Namun ada juga produk baru dan kemudian disakralkan.
Untuk sakralisasi harus melalui upacara ritual khusus,” tambahnya.
Pemesan bisa kontak melalui 081999887527. Atau datang langsung ke bengkel, di Jalan Raya Celuk No. 39 Sukawati Gianyar. Instagram @Madekawisilver, email Kawi.Silver@ymail.com. (Wirnaya/balipost)