JAKARTA, BALIPOST.com – Gempa tektonik di selatan Banten memiliki parameter update dengan magnitudo 6,6 pada Jumat (14/1), pukul 16.05 WIB merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21° LS ; 105,05° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi,” ujar ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Cikeusik dan Panimbang, VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan terkejut dan lari keluar), Labuan dan Sumur, IV MMI (dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tangerang Selatan, Lembang, Kota bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung.
Lalu, III – IV MMI (dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Anyer III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi, II – III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Bambang mengatakan hingga hari Jumat pukul 16.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (after shock), dengan magnitudo M3,7 dan M3,5. Bambang mengimbau kepada masyarakat di lokasi terdampak dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kemudian agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. (kmb/balipost)