JAKARTA, BALIPOST.com – Erupsi gunung api bawah laut di Tonga, wilayah yang berada di barat daya Samudra Pasifik, pada Sabtu (15/1) pukul 11.27 WIB tidak sampai berdampak ke wilayah Indonesia. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan hal tersebut.
“Berdasarkan hasil observasi muka laut yang dilakukan oleh BMKG, letusan gunung api tersebut tidak menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia,” katanya dalam keterangan pers BMKG, dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (16/1).
Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) sebelumnya menyampaikan bahwa erupsi gunung api bawah laut di Tonga berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Tonga, Papua Nugini, dan Australia.
Menurut hasil observasi muka laut yang dilakukan oleh PTWC, letusan gunung api tersebut menimbulkan tsunami setinggi 67 cm di Twofold Bay, Australia, pada Sabtu (15/1) pukul 19.05 WIB dan memicu tsunami setinggi 20 cm di Lombrum Manus Island, Papua Nugini, pada hari yang sama pukul 20.00 WIB.
“Ancaman tsunami tersebut tidak menimbulkan bahaya di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Bambang.
Gunung api Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai di Tonga rutin mengalami erupsi dalam beberapa dekade terakhir, tetapi pada Sabtu (15/1) gunung itu mengalami letusan yang sangat keras. Citra satelit menunjukkan gunung itu memuntahkan gumpalan asap ke udara dan membuat langit di atas Tonga menjadi gelap karena abu. Letusan gunung api tersebut memicu penyampaian peringatan tsunami di Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Selandia Baru. (Kmb/Balipost)