Seorang petugas membawakan makanan warga yang sedang mejalani isolasi terpusat (Isoter) di Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Telah empat hari terakhir, Bali mencatatkan kasus COVID-19 harian sebanyak 2 digit. Di tengah meningkatnya jumlah kasus, tambahan pasien sembuh mengalami perlambatan. Jumlahnya hanya mencapai 1 digit, bahkan pernah nihil.

Akibatnya, jumlah kasus COVID-19 yang dirawat atau aktif menjadi bertambah hingga 3 digit. Total kasus aktif Bali per Rabu (19/1) mencapai 156 orang.

Dari data yang dirilis oleh Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Bali, Made Rentin, Rabu (19/1), sebagian besar kasus aktif di Bali ini menjalani isolasi mandiri (isoman). Rinciannya, sebanyak 65 orang isolasi mandiri atau 41,66 persen dari kasus aktif. Sebanyak 46 orang atau 29,49 persen menjalani isolasi terpusat dan yang dirawat di RS rujukan jumlahnya mencapai 45 orang (28,85 persen).

Baca juga:  Dwijendra University Bergerak untuk Kesejahteraan Petani Bali

Dijelaskan Rentin, saat ini isolasi terpusat yang tersebar di 9 kabupaten/kota dan provinsi di Bali mencapai 175 lokasi. Kapasitas tempat tidurnya sebanyak 883 unit. Sesuai dengan data, sudah terisi sebanyak 46 bed (5,21 persen). Sementara yang masih kosong sebanyak 837 bed (94,79 persen).

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini juga mengatakan dari evaluasi risiko penyebaran COVID-19 per 19 Januari yang dilaksanakan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Bali mengalami perbaikan penanganan. Terdapat 1 zona hijau dan 8 kabupaten/kota zona kuning dari seminggu sebelumnya yang seluruhnya ada di zona kuning atau risiko rendah.

Klungkung dimasukkan kategori zona hijau setelah berhasil tidak mengalami penambahan kasus COVID-19 selama 4 minggu terakhir.

Baca juga:  Dari Ini Hasil Sementara Hitung Cepat Dana-Dipa Lawan Massker hingga Cek Perolehan Suara, PDIP Bali Siapkan Ini

Sesuai catatan data harian yang dirilis Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Kabupaten Klungkung sudah cukup lama (sejak awal Desember 2021) nol kasus terkonfirmasi, sehingga layak masuk di Zona Hijau atau kategori Tidak Ada Kasus.

Selain kasus terkonfirmasi (positif harian), ada beberapa indikator lain yang menentukan zona sebuah daerah, diantaranya indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Tiap indikator diberi skoring dan pembobotan lalu dijumlahkan, kemudian hasil perhitungan dikategorisasi dalam 4 (empat) zona risiko yaitu zona risiko tinggi (merah), zona risiko sedang (orange), zona risiko rendah (kuning), dan zona tidak ada kasus (hijau).

Baca juga:  Terima Pendaftaran Gibran, DKPP Jatuhkan Sanksi Berat ke Hasyim Asy'ari dan 6 Anggota KPU

Ia mengatakan zona tidak ada kasus (hijau) diartikan bahwa pernah terdapat kasus di wilayah tersebut, namun tidak ada penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir dan angka kesembuhan melebihi 95%.

Kendatipun sudah ada Kabupaten yang masuk dalam zona hijau, Satgas tetap mengimbau masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan dan laksanakan vaksinasi, mengingat beberapa hari terakhir ada kecenderungan terjadi peningkatan kasus di beberapa kabupaten/kota di Bali.

“Hindari kerumunan, kurangi ke luar rumah kecuali sangat urgent, batasi mobilitas dan bepergian mengingat beberapa daerah (terutama di Jawa) sudah banyak ditemukan varian Omicron yang bersumber dari PPLN dan sebagian sudah ada transmisi lokal,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN