Ribuan warga mengikuti prosesi puncak palebon Ida Cokorda Pemecutan XI, Jumat (21/1). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Puncak karya palebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana, Ida Cokorda Pemecutan XI berlangsung Jumat (21/1). Ribuan semeton puri maupun krama banjar tumpah ruah mengikuti prosesi puncak palebon Ida Cokorda Pemecutan XI ini.

Suasana ramai bukan saja terlihat di dalam puri, namun juga di luar puri. Sejak pagi, kawasan itu telah dipadati warga yang ingin menyaksikan prosesi palebon tingkat utama ini.

Sejumlah ruas jalan yang berada di sekitar kegiatan upacara dilakukan rekayasa. Jalan Thamrin yang menjadi titik lokasi upacara, arus lalulintas ditutup total hingga prosesi sampai ke setra.

Setiba iring-iringan termasuk bade, lembu, maupun ogoh-ogoh tiba di setra, arus lalulintas di depan puri kembali dibuka. Pada puncak palebon ini, rangkaian upacara diawali digelar sejak pukul 03.00 pagi.

Diawali ngenjing/atetangi, ngutang pering, baleman, serta teteh tabun pada pukul 03.00. Upacara ini dipuput Ida Pedanda  Gede Arimbawa.

Baca juga:  Tak Sesuai Keahlian, Bupati Karangasem Terpilih Sebut Ada Guru Dijadikan Satpol PP

Kemudian dilanjutkan pada pukul 08.00 dengan upacara mabumi sudha, melaspas pamereman, lembu dan panca rengga. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga yang berlangsung di Jaba Puri.

Puncaknya, pada pukul 12.05, tedun layon serta prosesi menuju Tunon (setra Badung). Prosesi inilah yang ditunggu-tunggu warga.

Ribuan warga telah memadati jalur menuju setra Badung yang jaraknya sekitar 500 meter dari Puri Pemecutan. Akibatnya, sepanjang jalur tersebut, warga berdesakan ingin menyaksikan prosesi pengarakan bade tumpang sebelas tersebut.

Iring-iringan diawali dengan membawa damar kurung, iring-iringan tombak, tirta, pamuspan, ogoh-ogoh, iring-iringan magayot, lembu, tragtag (tangga) serta terakhir bade.

 

Baca juga:  Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Kerugian Minimal Rp3,7 Triliun

Ketua Panitia Palebon,  A.A. Ngurah Rai Sudarma yang ditemui di sela-sela upacara mengatakan, kegiatan pada saat puncak palebon ini telah berlangsung sejak pukul 03.00 WITA. Hingga akhirnya pada pukul 12.05 WITA, layon Ida Cokorda munggah ke pamereman menuju Setra Badung.

Prosesi ini dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Karang dari Griya Tampakgansul, dan Ida Pedanda Gede Arimbawa dari Griya Sari Tegal. Sesampai bade di setra, dilanjutkan dengan tedun layon yang dipuput Ida Pedanda Oka Keniten. Selanjutnya terakhir dilakukan ngayut ke Segara Kuta yang dipuput Ida Pedanda Made Karang.

Pada kesempatan tersebut, Rai Sudarma meminta permakluman kepada pengguna jalan, yang kurang nyaman, selama proses upacara palebon ini. Mengingat, lokasi di pusat kota, sehingga banyak mengganggu kenyamanan pengguna jalan. “Mohon dimaklumi,” pintanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, palebon tersebut merupakan petunjuk dari sulinggih. Saat rembug terkait pelaksanaan palebon ini melibatkan sebanyak 7 sulinggih.

Baca juga:  Pascanaiknya Bule ke Padmasana, Sabtu Digelar "Bendu Piduka" di Pura Gelap

Rai Sudarma mengatakan Ida Cokorda Pemecutan XI mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada tahun 1989. Beliau menggantikan ayahnya Ida Cokorda Pemecutan X yang lebar pada 1986.

Rangakain palebon telah dimulai 31 Desember 2021 diawali dengan matur piuning, nyukat genah dan nanceb tetaring. Dan pada 1 Januari 2022 digelar nunas tirta untuk masiram. Pada 2 Januari 2022 dengan prosesi ngalelet.

Selanjutnya pada 17 Januari digelar ngardi toya siram melaspas eteh-eteh pasucian, panca datu, patrang, bendusa kembul. Kemudian dilanjutkan pada 18 Januari dilaksanakan ngreresik, ngentos lilit, munggah patrang, panca datu. Juga digelar manah toya ning, ngajum, yang kemudian dilanjutkan masuci ke Pura Tambang Badung.

Selanjutnya dilanjutkan dengan mapeed ogoh-ogoh dan pamuspaan, munggah bea, tarpana agung, pamuspan, dan penebus-nebusan. Pangelingsir Puri Pemecutan, Ida Cokorda Pemecutan XI lebar atau berpulang pada Rabu (22/12/2022). (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN