DENPASAR, BALIPOST.com – Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Bisnis Managemen (YPBM) menggelar Seminar Nasional (Semnas) dan Focus Group Discussion (FGD) secara hybrid tentang Technology Blockchain Academy, Sabtu (22/1). Semnas dan FGD yang dipusatkan di Hotel Aston Denpasar Hotel & Convention Center ini akan dihadiri oleh 99 Profesor, Guru Besar, dan Rektor dari berbagai universitas se-Indonesia dengan berbagai latar belakang keilmuan.
Serangkaian dengan Semnas dan FGD Technology Blockchain Academy, Jumat (21/1) digelar silaturrahmi bisnis, serta pendapat dan masukan dari Guru Besar tentang bisnis di Indonesia dari perspektif pendidikan oleh Prof. Laode Masihu Kamaludin, M.Sc.,M.Eng., dan 3 Guru Besar Perwakilan (Timur, Barat, dan Jawa). Selain itu, juga pemaparan singkat tentang Technology Blockchain oleh Rizki Adam yang merupakan tokoh muda penggiat Blockchain.
Ketua Panitia sekaligus Sekjen ISMI, Juliana Wahid, SE.,M.Pd., menjelaskan bahwa semnas dan FGD ini diselenggarakan dalam rangka persiapan launching Blockchain Academy sebagai sekolah online pertama yang menggunakan Teknologi Blockchain, serta dalam rangka persiapan pendirian Institute Teknologi Blockchain Indonesia. Semnas dan FGD ini akan diikuti oleh 99 Profesor, Guru Besar, dan Rektor dari berbagai Universitas se-Indonesia dengan berbagai latar belakang keilmuan. “Selain menghadirkan para Profesor dan Rektor, panitia seminar juga menghadirkan Rizki Adam yang merupakan tokoh muda penggiat Blockchain,” ujar Juliana Wahid, Jumat (21/1).
Melalui Semnas dan FGD diharapkan para Guru Besar dan Rektor, serta berbagai peserta dari unsur lain dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam pendirian Institut Teknologi Blockchain Indonesia. Sebab, apabila Institut tersebut segera bisa didirikan, dampak positifnya, teknologi Blockchain tersebut dapat diimplementasikan di semua jenis industri dan Bisnis.
Sebelum hal itu terwujud, lanjut Juliana Wahid, tak ayal perlu didirikan satu lembaga akademi khusus yang membidangi pengembangan dan penelitian secara akademik, sehingga teknologi ini dapat menjadi sebuah mata kuliah umum baru untuk didistribusikan ke seluruh tingkatan pendidikan di Indonesia. “Inilah yang menjadi dasar kami untuk mendirikan Institut Teknologi Blockchain di Bali,” ujar Juliana Wahid.
Sedangkan tujuan sosial pendirian Blockchain Academy adalah membantu anak-anak putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia, sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan secara gratis dan dapat meneruskan pendidikan mereka hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. Berbagai misi luhur dalam Semnas ini akan segera bisa terwujud ketika mendapat dukungan dari Pemerintah dan berbagai elemen Bangsa Indonesia, sehingga teknologi Blokchain ini bisa diterapkan di berbagai lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. (Adv/balipost)