Menhub mengendarai motor listrik dalam kegiatan "Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik Provinsi Bali Menuju G20” yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (23/1). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menjelang penyelenggaraan KTT G20 di Bali, percepatan ekosistem kendaraan listrik terus dilakukan. Hal ini untuk mendukung penggunaan energi bersih dan mengurangi emisi yang menjadi salah satu agenda penting dalam Presidensi G20 Indonesia.

Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam rilis yang diterima, pihaknya mengapresiasi kolaborasi dari berbagai pihak dalam rangka memberikan dukungan ekosistem kendaraan listrik di Bali jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Menhub yang hadir dalam kegiatan “Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik Provinsi Bali Menuju G20” yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (23/1), menyebutkan kegiatan ini sangat relevan dalam upaya mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik secara masif.

Budi Karya dalam kesempatan itu menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara  Intelligent Transport System (ITS) Indonesia dengan World Resource Institute (WRI) Indonesia tentang kerjasama percepatan kebijakan transportasi rendah emisi di Provinsi Bali. Kerja sama mencakup riset dan pengembangan sumber daya terkait adopsi sistem transportasi rendah karbon, serta bahasan mengenai inkubator teknologi dan transportasi berkelanjutan di Indonesia, termasuk di Provinsi Bali.

Baca juga:  COVID-19 di Bangli Melonjak 56 Kasus, Hampir 50 Persen di Kecamatan Ini

“Sejalan dengan fokus dari gelaran G20 Indonesia tahun ini untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan kelestarian lingkungan yang lebih baik di masa depan, saya sangat mengapresiasi komitmen para pihak swasta turut berkontribusi. Isu-isu lingkungan ini butuh penanganan serius dan pemanfaatan kendaraan listrik menjadi salah bentuknya,” sebutnya.

Menhub mengungkapkan, kolaborasi ini tidak akan berhenti begitu saja setelah kegiatan G20 di Bali selesai. Melainkan, menjadi langkah awal untuk mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik, sebagai transisi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan.

Baca juga:  Tiga Desa Tabanan Ini, Masuk Zona Merah Rabies

President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, menambahkan penggunaan kendaraan listrik telah dimulai sejak 2019 dengan mengusung program #LangkahHijau. “Saat ini kami mengoperasikan 8.500 unit kendaraan listrik di beberapa kota. Kami akan terus mendukung peningkatan penggunaan kendaraan listrik dengan menargetkan total armada kami menjadi lebih dari 14.000 tahun ini, sehingga kendaraan listrik lebih terjangkau dan mudah diakses masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan adanya inovasi dalam mengembangkan transformasi dan transportasi rendah emisi sangat relevan dalam menjawab persoalan masa kini. “Seperti menciptakan transportasi rendah emisi mengingat transportasi turut menyumbang jumlah karbon atau emisi yang cukup besar, sekitar 49 persen berdasarkan catatan dari Sustainable Tourism International,” ungkapnya.

Baca juga:  Puting Beliung Terjang Pupuan, 6 Rumah Rusak

Ia pun mengatakan pemerintah mendorong para pengelola destinasi untuk menggunakan transmisi rendah emisi dalam berbagai aktivitas wisata. “Hal ini diharapkan dapat menaikkan citra negara Indonesia sebagai negara yang berkomitmen dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” jelas Sandiaga.

Dalam kesempatan itu, digelar konvoi bebas polusi menggunakan armada kendaraan listrik Grab Indonesia. Pemanfaatan kendaraan listrik sekaligus menjadi contoh bagaimana kendaraan listrik dapat menjawab isu iklim dan lingkungan, khususnya transisi ke energi bersih. (kmb/balipost)

BAGIKAN