Pendiri warung, I Ketut Suartama alias Tut Jepun (kiri) menunjukkan piagam Bali Brand yang diterimanya. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Warung Makan Jepun yang berada di areal Civic Center Pemkab Jembrana merupakan salah satu rumah makan yang konsisten menyajikan masakan tradisional khas Negara, lawar Klungah dan Berengkes (pepes ikan laut). Pendiri warung, I Ketut Suartama alias Tut Jepun, sengaja mengambil segmen menu makanan tradisional Bali dengan konsep warung yang bersih disertai penataan taman pohon Jepun dan pemandangan persawahan.

Pandemi COVID-19 menjadi ujian berat eksistensi warung dengan konsep Joglo ini. Namun, dengan tekad dan ketekunan, warung masih bisa bertahan dengan kekhasannya. Jepun menjaga kualitas masakan tradisional hingga menjadi menu berkelas dan diterima kalangan menengah ke atas. Atas ketekunan dan konsistensinya, Tut Jepun menjadi salah satu penerima Bali Brand 2021.

Kepada Balipost, Tut Jepun memaparkan usahanya saat mulai merintis Warung Jepun sekitar 10 tahun lalu. Sejatinya, usaha ini ditekuninya secara tidak sengaja, setelah gagal dalam pemilihan Kepala Desa di Batuagung.

Baca juga:  Arda Yusa Ayam Keren Jaga Cita Rasa dengan Resep Kerajaan

Suartama bersama istrinya, merawat lokasi warung yang dikelolanya saat ini dengan menata taman dan bangunan kayu (joglo). “Saya sebenarnya sopir dan tukang kebun selama puluhan tahun di salah satu Bank BUMN. Oleh mantan bos saya di bank itu, saya diberikan kepercayaan menata tanah kosong. Dari sana muncul ide membuka warung kecil, karena saat kerja meburuh taman, di lokasi warung saya ini cari makan susah. Kalaupun ada lokasinya jauh,” kata Tut Jepun.

 

Baca juga:  Kelompok Baja Tani Kembangkan Pertanian Organik, Edukasi Generasi Muda Mau Bertani

Hingga akhirnya, ia meminta istrinya untuk memasak salah satu masakan tradisional yakni menu Lawar Klungah dan berengkes ikan laut. Menu ini biasa dimasak istrinya saat membantu tetangga atau keluarga yang punya upacara Yadnya.

“Menu ini saya pilih karena saya lihat usaha rumah makan tradisional Bali di seputaran Kota Negara ini masih minim. Kami padukan dengan kebersihan dan penataan rumah makan. Dari pengalaman driver, tamu ketika hendak makan yang dicari pasti tempat bersih dan nyaman. Dari situ (kebersihan), higienis menu tradisional kita terbentuk sendirinya,” kata pria yang sempat putus sekolah karena tak ada biaya, hingga akhirnya melanjutkan sekolah kejuruan di Buleleng dengan dibiayai bapak asuh.

Kemampuan Tut Jepun menata halaman dan landscape dipadu dengan bakat istrinya memasak, terwujud lah Warung Jepun yang dikenal saat ini. Dari hasil ini, Tut Jepun yang mulanya mengontrak tanah, kini bisa membeli tanah itu bahkan memperluas hingga areal persawahan yang dipertahankan.

Baca juga:  Entil Sanda, Kuliner Khas Pupuan Sarat Makna Filosofis

Meski dari bawah dan kini sudah memperlebar usaha selain warung juga jasa landscape, Tut Jepun juga tak segan berbagi pengalaman ke pengusaha lain. “Dengan beberapa warung dan usaha serupa di Negara kami saling mendukung. Saling berbagi untuk kemajuan Jembrana, bagaimana mengangkat kuliner Jembrana diterima berbagai kalangan,” kata Tut Jepun.

Pria asal Batuagung ini mengaku bersyukur dipercaya mendapatkan penghargaan Bali Brand 2021. Dengan penghargaan ini, menjadi pelecut semangat dan tekad untuk terus menekuni usaha tersebut. “Kami berterima kasih, dan semoga ini akan terus memberikan semangat kami untuk lebih maju,” ujarnya. Awal Februari 2022 ini, Rumah Makan Jepun membuka cabang di Renon, Denpasar dengan konsep yang serupa dan menu khas Jembrana. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN