DENPASAR, BALIPOST.com – Program Dinas Perhubungan (Dishub) Denpasar dalam menunjang transportasi di wilayah wisata kota, mulai melakukan uji coba pengoperasian Andong atau sejenis dokar. Seharusnya Dinas Perhubungan tetap mengoptimalkan transportasi darat yang menjadi budaya Bali, yakni Dokar.
Sejumlah anggota DPRD Denpasar, seperti Wakil Ketua Wayan Mariyana Wandira, Ketua Komisi III Eko Supriadi, anggota A.A.Susruta Ngurah Putra, Rabu (26/1) mengatakan, sejumlah program yang dirancang Dishub tahun ini cukup baik. Hanya, beberapa program perlu ditinjau ulang, karena bukan menjadi budaya Bali.
Suruta Ngurah Putra menilai apa yang menjadi rencana untuk pengembangan transportasi darat trandisional, yakni Andong diminta untuk tidak dikembangkan. Karena selama ini Pemerintah Kota Denpasar maupun Pemprov Bali sangat gencar untuk menjaga dan melestarikan budaya Bali. “Namun, kenapa kita mendatangkan budaya luar. Padahal, kita punya moda transportasi darat lokal, yakni Dokar,” ujar Susruta.
Hal yang sama juga diungkapkan Wandira dan Eko Surpiadi. Politisi Golkar dan PDI-P ini berharap program Andong ini tidak dikembangkan lagi. Cukup yang sudah ada saja. Bila ingin mengembangkan transportasi lokal, harusnya tetap menggunakan Dokar.
Terhadap hal ini, Kadishub Denpasar, Ketut Sriawan mengatakan program ini sejatinya untuk mendukung program citytour yang dimiliki Pemkot Denpasar. Karena itu, rencananya akan mangkal di depan Pasar Badung untuk bisa berkeliling kawasan wisata kota. Keberadaan Andong ini akan berdampingan dengan Dokar yang selama ini telah ditangani Dinas Pariwisata.
Sriawan mengatakan, saat ini hanya sebatas ujicoba. Namun, dalam ujicoba ini minat masyarakat untuk mencoba cukup tinggi. Rata-rata per hari mendapat 60 orang penumpang. “Mereka ini berkeliling dari Terminal Tegal melewarti Jalan Gajah Mada dan akan kembali ke Terminal Tegal,” ujarnya.
Sementara itu, dari pantauan di Terminal Tegal, dua Andong yang sempat diuji coba kini terparkir dan tertutup terpal di terminal. Rencana pengoperasian masih menunggu anggaran. Sebelumnya, mulai diujicoba dari 20 Desember hingga 31 Desember 2021. (Asmara Putera/balipost)
sejalan dg program green tourism maka perlu di kembangkan kawasan bebas polusi, hanya boleh kendaraan non mesin yg melintas, dokar, sepeda dan moda modern ramah yg saling berbaur dg moda era lama.