Ilustrasi. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mulai menyiapkan tempat isolasi terpusat (Isoter). Kebijakan ini menyusul adanya lonjakan kasus positif COVID-19. Satgas Covid-19 mencatat, kasus positif Covid-19 di Gumi Keris pada Kamis (27/1) mencapai 55 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Nyoman Gunarta, Jumat (28/1), mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tiga tempat Isoter untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Hanya saja dari tiga tempat isoter baru satu tempat yang difungsikan, yakni Bakung Beach. “Kami sudah menyiapkan tiga tempat untuk Isoter, yakni Bakung Beach, Hotel Made Bali, dan Wisma Bima 1. Namun, yang sudah dimanfaatkan baru Hotel Bakung Beach. Kalau ini penuh dialihkan nanti ke Made Bali dan Wisma Bima 1,” ungkapnya.

Baca juga:  Korea Selatan Catat Rekor Tertinggi Kedua Kasus Covid-19

Menurutnya, ketiga tempat isoter memiliki daya tampung yang berbeda. Seperti halnya Hotel Bakung Beach mampu menampung 150 orang, Hotel Bima 1 menampung 60 orang, dan Hotel Made Bali maksimal 200 orang. “Nanti kalau terjadi lonjakan kasus lagi mungkin akan kami tambah. Untuk sementara kira maksimalkan yang di Bakung Beach, karena dari 150 kapasitas yang tersedia baru terisi 43 orang,” katanya.

Terkait adanya lonjakan kasus Covid-19, terang mamtan Dirut RSD Mangusada ini diakibatkan oleh sejumlah faktor. Namun, dari kasus Covid-19 yang tercatat di Badung dominan dipicu oleh Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN). “Ada tiga faktor yang mengakibatkan data kasus COVID-19 di Badung melonjak. Pertama, adalah hasil screening pelaku perjalanan (PPDN), kedua, karena hasil tracing hasil yang positif yang beberapa merupakan kluster keluarga, dan yang ketiga adalah kasus positif di sekolah, namun angkanya kecil hanya tiga orang,” paparnya.

Baca juga:  Dari Suami Tak Bernyawa hingga Korban Jiwa COVID-19 Dicatatkan Hari Ini Tak Berkomorbid

Menyikapi adanya informasi akan terjadi lonjakkan kasus pada Februari dan Maret, birokrat asal Sibang Gede, Abiansemal ini menegaskan, kasus lonjakan COVID-19 pada awal 2022 merupakan siklus yang biasa muncul pascaperayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). “Kalau dilihat dari siklus tahun lalu kan memang seperti itu (melonjak -red). Biasanya setelah Nataru akan terlihat lonjakan kasus biasanya di Minggu ketiga Januari. Klaster masyarakat biasanya akan ada peningkatan sampai Maret. Ini wajar karena perkiraanya seperti itu,” sebutnya.

Kedati demikian, dr Gunarta berharap masyarakat tidak panik menyikapi adanya lonjakan kasus COVID-19. Terlebih, tingkat vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Badung telah di atas 66 persen. “Kalau pun terpapar mungkin tanpa gejala, namun yang terpenting sekarang adalah menjaga kondisi tubuh, kalau masih sakit bisa menghubungin Puskesmas setempat atau kalau diperlukan Swab, ya … dilakukan saja biar tahu,” terangnya.

Baca juga:  Penjemputan OTG-GR ke Isoter Dilakukan Serentak

Seperti diketahui, Pemkab Badung sebelumnya sempat menyediakan sejumlah tempat Isoter meliputi Bakung Beach, Hotel Made Bali, Bakung Sari, Wisma Bima 1 dan Wisma Bima 2. Kelima hotel ini memiliki daya tampung 700 orang. “Kalau sekarang masyarakat bisa melakukan Isoman, namun harus memenuhi kriteria, seperti rumah yang dihuni memenuhi kriteria Isoman dan pengawasan dari Satgas setempat,” ujarnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN