BULELENG, BALIPOST.com – Untuk pertama kalinya perayaan Rahina Tumpek Uye dilaksanakan secara serentak se-Bali oleh Pemerintah. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Baru, dan Pelaksanaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Danu Kerthi ini diperkuat dengan Instruksi Gubernur Bali Nomor 01 Tahun 2022.
Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Forkopimda beserta jajaran melaksanakan Perayaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Danu Kerthi di Danau Buyan, Kecamatan Sukasada, Buleleng pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (29/1). “Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, saya mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dan kerja gotong royong kita pada hari suci Tumpek Uye ini. Semoga kita senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia, diberikan kekuatan lahir batin untuk menjalankan swadharma masing-masing,” ujar Gubernur Koster.
Kegiatan niskala dimulai pukul 09.00-10.00 Wita, dilanjutkan kegiatan sakala pukul 10.00 sampai selesai. Pemerintah Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali melaksanakan upacara Danau Kerthi dengan kegiatan secara niskala berbentuk penyucian danau, otonan sarwa wewalungan dan persembahyangan Tumpek Uye. Kegiatan sakala dilakukan dengan melepas 100.000 ekor ikan ke Danau Buyan, melepas binatang dan burung ke dalam Hutan Buyan, vaksinasi Anjing Ras Bali dan resik sampah di sekitar Danau Buyan.
Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Bupeleng ini, memaparkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, meliputi Atma Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Atman/Jiwa), Segara Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Laut), Danu Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut), Wana Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Tumbuh-tumbuhan), Jana Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Manusia), dan 6) Jagat Kerthi (Penyucian dan Pemuliaan Alam Semesta). Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi ini merupakan warisan adiluhung dari leluhur, panglingsir Bali sejak berabad-abad lalu, dengan perayaan Hari Tumpek.
Namun, selama ini perayaan Hari Tumpek hanya dilaksanakan secara perorangan oleh masyarakat, sehingga semakin ditinggal oleh masyarakat Bali karena pengaruh nilai-nilai budaya luar dan dinamika perkembangan zaman termasuk pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini. Oleh karena itu Gubernur Bali dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru.
Gubernur Koster menjadikan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dengan perayaan Hari Tumpek sebagai kebijakan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah bersama masyarakat, agar warisan adiluhung ini terjaga dengan baik dan kokoh dimasa yang akan datang. Rahina Tumpek Uye dilaksanakan dengan niat suci, tulus, dan lurus dalam rangkaian acara untuk memuliakan sarwa wewalungan (binatang atau satwa) yang dalam kepercayaan orang Bali ninatang adalah saudara kita. Bahkan mereka lebih dulu menghuni bumi ini dibandingkan manusia.
“Kita berkewajiban menghormati dan memuliakannya baik secara Niskala maupun Sakala. Salah satu acara yang digelar untuk pertama kali secara serentak adalah perayaan rahina Tumpek Uye dengan upacara Danu Kerthi. Danu Kerthi adalah penyucian dan pemuliaan danau, mata air, sungai, dan laut sebagai huluning amerta sekaligus habitat binatang dan satwa yang wajib kita lindungi bersama. Pentingnya melakukan perlindungan terhadap danau, mata air, sungai, dan laut beserta seluruh kehidupan yang ada didalamnya, merupakan upaya untuk merawat alam beserta isinya (pertiwi) perlu disosialisasikan secara massif agar dipahami, dihayati, diterapkan, dan dilaksanakan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali,” tandas Gubernur Koster.
Pada kesempatan ini, Gubernur Koster berterima kasih kepada seluruh masyarakat Bali dan mengucapkan selamat merayakan Rahina Tumpek Uye. “Semoga di hari yang baik ini, binatang dan satwa yang menjadi unsur kehidupan alam ini semua sehat dan berbahagia. Saya sangat berharap perayaan Tumpek Uye dan juga nanti perayaan Hari Tumpek yang lain agar menjadi laku hidup atau gaya hidup atau lifestyle oleh seluruh Masyarakat Bali untuk mengembangkan tata-titi Kehidupan masyarakat Bali yang berkarakter, berjati diri, berkualitas, dan tangguh secara berkelanjutan menghadapi dinamika perkembangan zaman dalam skala lokal, nasional, dan global dengan berbagai permasalahan dan tantangannya di masa yang akan datang, dengan tetap menjaga keharmonisan alam, manusia, dan KmKebudayaan Bali,” pungkas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Pelaksanaan perayaan Tumpek Uye dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Alue Dohong dan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya, dan Beracun, Rosa Vivien Ratnawati, S.H., M.Sc., dengan melaksanakan kegiatan pembersihan hutan mangrove di Estuari Dam, Denpasar. Bahkan, Rosa menyampaikan bahwa kebijakan Gubernur Bali melaksanakan Perayaan Hari Tumpek Uye ini sangat keren dan menginspirasi. (Winata/Balipost)