NEGARA, BALIPOST.com – Dalam sepekan terakhir, kasus COVID-19 di Jembrana bertambah signifikan. Lonjakan kasus ini menyebabkan Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengkaji pengarakan ogoh-ogoh.
Ia mengatakan keputusan terkait pengarakan ogoh-ogoh akan diambil pada awal Februari. Ia mengisyaratkan kemungkinan tidak akan dilaksanakan karena terjadinya peningkatan kasus COVID-19. “Tanggal 10 (Februari) nanti kita akan buat keputusan apakah akan boleh diarak atau tidak,” kata Bupati Tamba.
Diakui saat ini kenaikan kasus cukup siginifikan, tetapi sebagian besar merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala). Pasien yang dirawat dengan gejala berkisar 6 persen.
“Tetapi tidak boleh dianggap biasa, tetap waspada dan Satgas berupaya memotong mata rantai penyebaran dengan menyiapkan tempat Isoter. Seluruh jajaran Satgas sepakat mulai pekan depan menggencarkan sejumlah kegiatan pencegahan, baik itu razia masker, penyemprotan disinfektan dan penanganan terkonfirmasi COVID-19,” jelasnya seusai rapat koordinasi Satgas COVID-19 Jembrana di Hotel Jimbarwana, Minggu (30/1).
Untuk kluster sekolah, menurutnya, penanganan berdasarkan jumlah yang terkonfirmasi COVID-19. Bila kurang dari enam orang, akan dilakukan lockdown kelas. Kalau lebih maka akan dilakukan lockdown sekolah.
Bila sekolah yang tidak ada kasus, masih bisa menyelenggarakan PTM. Dari catatan, ada lebih dari empat sekolah di Jembrana yang sejumlah siswanya terkonfirmasi COVID-19. Beberapa ada yang menerapkan lockdown sekolah dan menjalankan pelajaran dalam jaringan (daring), ada juga yang hanya per kelas dan PTM masih dilakukan. (Surya Dharma/balipost)