Para warga memakai masker saat berjalan kaki, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Sabtu (15/1/2022). (BP/Ant)

TOKYO, BALIPOST.com – Untuk pertama kalinya dalam empat bulan, kasus pasien parah COVID-19 di Jepang meroket ke angka 1.000. Menurut data pada Jumat (4/2), varian Omicron menyebabkan rekor infeksi sekaligus membebani sistem kesehatan.

Pasien COVID dengan kondisi berat, naik 131 menjadi 1.042 kasus dari hari sebelumnya, kata Kementerian Kesehatan. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak September 2021, ketika varian Delta memicu gelombang kelima kasus COVID.

Baca juga:  Tabanan Turunkan Target Retribusi Parkir, Ini Alasannya

Jepang sementara itu, Kamis (3/2), melaporkan 96.748 kasus baru. Sebagian besar wilayah Jepang yang kini berada di bawah pembatasan COVID-19 berupaya untuk menekan penularan Omicron yang mengganas di kalangan masyarakat, yang kurang dari lima persen populasinya telah disuntik vaksin dosis booster (penguat).

Pemerintah sedang mempertimbangkan perpanjangan pembatasan COVID hingga dua pekan di 13 wilayah, termasuk di Ibu Kota Tokyo, seperti dilansir jaringan TV Fuji News Network, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (4/2).

Baca juga:  RSUP Sanglah Kembali Dipasok Oksigen

Tokyo menaikkan status darurat COVID-19 ke level tertinggi pada Kamis. Pemerintah setempat juga merencanakan standar baru untuk pengajuan status darurat total.

Tokyo akan mengajukan penetapan status darurat apabila tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit untuk pasien parah atau tingkat pasien yang membutuhkan oksigen mencapai 30-40 persen dan rata-rata kasus selama tujuh hari menyentuh angka 24.000 orang. (kmb/balipost)

BAGIKAN