Forum Komunikasi Swakelola Sampah Bali saat menyampaikan keluhannya di TPA Suwung di hadapan Komisi I dan III DPRD Denpasar, Selasa (8/2). (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Persoalan TPA Suwung yang overload dengan tumpukan sampah, hingga kini belum bisa diurai. Terlebih, saat ini lahan untuk membuang sampah semakin sempit karena sebagian lahan sudah ditanami pohon untuk penghijauan.

Sementara kiriman sampah tiada henti setiap hari. Bahkan, dari Denpasar saja menyumbang sekitar 500 sampai 600 ton sampah setiap hari. Sementara keberadaan TPS3R yang kini gencar dibangun Pemkot Denpasar, belum mampu mengurangi secara signifikan kiriman sampah ke TPA.

Kondisi krodit ini disampaikan Ketua Forum Komunikasi Swakelola Sampah Bali (Forkom SSB), I Wayan Suarta dan Sekretaris Forkom SSB, Wayan Sujendra saat audiensi dengan jajaran Komisi I dan Komisi III DPRD Denpasar, Selasa (8/2). Mereka diterima Ketua Komisi I Ketut Suteja Kumara dan Ketua Komisi III Eko Supriadi bersama anggota Komisi masing-masing.

Baca juga:  Kebakaran di TPA Suwung, Proses Pendinginan Masih Berlangsung

Suarta mengungkapkan selama ini sejumlah kendala cukup banyak dialami para pengangkut sampah ke TPA Suwung. Selain harus membayar retribusi masuk, kondisi alat berat untuk menurunkan sampah juga sering rusak.

Bahkan, untuk bisa cepat sampahnya diturunkan, juga perlu strategi khusus. Tidak itu saja, persoalan lain adalah seringnya TPA ditutup.

Sementara pengangkutan sampah sudah sampai di jalan menuju TPA. Akibatnya, sering kali sampah kembali dibawa pulang. “Ini yang sering menjadi keluhan kami sebagai pengelola swakelola sampah,” ujarnya.

Baca juga:  7 September Diusulkan Hari Perlindungan Pembela HAM

Hal yang sama juga diungkapkan Sujana. Ia mengaku tidak jarang pihaknya sudah antre selama 9 jam untuk bisa masuk ke TPA. Tiba-tiba ada pemberitahuan ditutup.

Gambaran ini merupakan carut marut persoalan sampah di TPA Suwung. Bila ini tanpa ada penanganan dipastikan akan menjadi persoalan yang tiada henti.

Di sisi lain, pembangunan TPS3R yang kini gencar dilakukan Denpasar, dinilai juga belum mampu memberikan dampak signifikan terhadap pengelolaan sampah di Denpasar. “Seberapa besar TPS3R ini mampu mengatasi persoalan sampah saat ini, kalau saja tidak diangkut ke TPA. Seperti yang ada di Sesetan, satu hari saja tidak diangkut, sampah menumpuk hingga 13 truk,” ujarnya.

Baca juga:  Awasi Dunia Maya Selama Pilkada, "Cyber Troop" Dikerahkan

Terhadap sejumlah keluhan ini, jajaran dewan dari dua komisi ini sangat menyadari. Namun, sayang karena pihak eksekutif tidak ada, semua persoalan yang disampaikan Forkom SSB ini akan disampaikan untuk mendapat solusi yang terbaik.

Karena selama ini, apa yang menjadi persoalan di TPA Suwung, sudah beberapa kali disampaikan kepada DLHK. “Apa yang menjadi keluhan rekan-rekan di Forkom SSB akan kita sampaikan dalam pertemuan kami dengan DLHK,” ujar anggota Komisi III A.A.Susruta Ngurah Putra. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN