Suasana pemakaman pasien terkonfirmasi COVID-19. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Varian Omicron agaknya makin cepat menyebar di Bali. Pada Selasa (8/2), tambahan kasus COVID-19 Bali mengalami lonjakan dari sehari sebelumnya yang mencapai 1.172 orang.

Bahkan, jumlahnya kembali mencapai rekor baru. Kabar buruk lainnya, kematian masih dilaporkan.

Pasien yang sudah sembuh juga lebih sedikit dari kasus baru. Tambahannya mencapai tiga ratusan orang.

Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, jumlah kasus baru yang dilaporkan sebanyak 2.425 orang. Jumlah kasus harian ini merupakan yang tertinggi setelah sebelumnya rekor dicapai pada Sabtu (5/2) dengan jumlah 2.038 orang. Kumulatif kasus yang ditangani Bali mencapai 128.829 orang.

Baca juga:  Rencana Tol Denpasar-Gilimanuk, Jembrana Harap Tak Hanya Jadi Perlintasan

Tambahan kasus pada hari ini dilaporkan 9 kabupaten/kota. Tambahan terbanyak dilaporkan Denpasar mencapai 798 orang. Disusul Badung di urutan kedua dengan jumlah 642 orang. Posisi selanjutnya, Tabanan mencapai 238 orang.

Posisi keempat adalah Gianyar sebanyak 186 orang, Buleleng 178 orang, Klungkung 157 orang, Bangli 91 orang, Karangasem 72 orang, dan Jembrana 61 orang. Terdapat 2 warga luar Bali juga terkonfirmasi.

Kematian bertambah 5 orang dari 4 kabupaten. Yaitu Buleleng 2 orang, Tabanan, Gianyar, dan Bangli masing-masing 1 orang. Kumulatif mencapai 4.108 orang. Rinciannya 4.102 WNI dan 6 WNA.

Baca juga:  Jadi Salah Satu Klaster Penyebaran COVID-19, Penerapan Prokes di Pasar Tradisional Dipantau

Pasien sembuh bertambah 353 orang dari seluruh kabupaten/kota. Yaitu Denpasar 115 orang, Buleleng 68 orang, Jembrana 54 orang, Badung 48 orang, Tabanan 25 orang, Klungkung 16 orang, Gianyar 15 orang, Bangli 10 orang, dan Karangasem 2 orang. Total pasien sembuh mencapai 111.906 orang.

Jumlah kasus aktif sebanyak 12.815 orang. Terdapat 53 RS rujukan dan 90 tempat isolasi tersebar di seluruh kabupaten/kota dan Provinsi Bali. Saat ini Bali memiliki kapasitas isolasi terpusat sebanyak 2.607 bed. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  2019, Dampak IMF-WB AM Masih Berlanjut
BAGIKAN