Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tahun ini menjadi momentum baik untuk pemulihan pariwisata di Tanah Air. Optimisme itu diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani. “Kami yakin 2022 adalah momentum baik karena tren COVID-19 telah menunjukkan tanda-tanda menuju endemik, atau virus yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Hariyadi dalam Rakernas II PHRI Tahun 2022, dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (9/2).

Tanda-tanda yang meniupkan angin optimisme ini bisa dilihat dari indikator kebijakan beberapa negara yang telah membuka perbatasan, maupun negara yang telah melonggarkan protokol kesehatan terkait COVID-19, tidak seketat ketika awal pandemi terjadi.

Baca juga:  Cawapres dari Latar Belakang Ini Dinilai Ideal Dampingi Jokowi

Hariyadi menuturkan, dalam Rapat Kerja Nasional PHRI, hal-hal yang didiskusikan meliputi cara untuk membangkitkan lagi pariwisata yang terdampak akibat COVID-19 serta menciptakan pasar baru. Upaya ini hanya bisa dicapai bila melibatkan berbagai pihak, yakni melalui kolaborasi.

Kerja sama yang dilakukan bukan cuma antara PHRI dan rekan-rekan asosiasi pariwisata, tetapi juga kolaborasi bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah hingga perusahaan swasta lain. “Tema kolaborasi sangat ditekankan terkait pemulihan dan kebangkitan pariwisata,” kata dia.

Baca juga:  Sempat Protes dan Mogok, Akhirnya Pelaku Pariwisata Labuan Bajo Dukung Kenaikan Harga Masuk ke Komodo

Hariyadi menambahkan, Rapat Kerja Nasional hari ini akan menghasilkan rumusan-rumusan program terkait kolaborasi dengan berbagai pihak. Dia juga meminta dukungan dari banyak pihak, terutama pihak-pihak di luar PHRI, untuk sama-sama mewujudkan pemulihan pariwisata.

Pemerintah Republik Indonesia pun mulai melayani kembali penerbangan internasional ke Bali yang berlaku efektif pada 4 Februari 2022. Sementara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus meningkatkan kualitas program warm up vacation dalam menyambut Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang datang ke Indonesia melalui penerbangan langsung ke Bali.

Baca juga:  GMNI Minta Pemerintah Tepati Janji Buka Pariwisata Bali

Program Bali warm up vacation adalah inovasi yang dirancang khusus untuk wisatawan yang baru datang ke Bali agar dapat menjalani karantina dalam hotel dengan sistem bubble, yang memungkinkan seseorang bisa beraktivitas tidak terbatas hanya di kamar, namun dapat melakukan berbagai aktivitas di area bubble yang khusus disiapkan oleh pengelola hotel. (kmb/balipost)

BAGIKAN