Pokdarwis Abang Erawang bersama pemandu lokal setempat melakukan perbaikan dan pengalihan jalur pendakian di Bukit Abang (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Setelah hampir empat bulan ditutup, jalur pendakian di Bukit Abang, Kintamani dibuka kembali mulai Sabtu (12/2). Kepastian itu disampaikan Ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Abang Erawang, Nengah Suratnata, Jumat (11/2).

Dikatakan Suratnata, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Timur selaku pengelola kawasan hutan di Bukit Abang. Pada intinya pihak KPH menyetujui usulan Pokdarwis Abang Erawang terkait pembukaan kembali jalur pendakian di Bukit Abang.

Baca juga:  Mengkhawatirkan, Peradaban Air di Bali Mulai Hilang

Menurut Suratnata, hal yang menjadi pertimbangan dibukanya kembali pendakian di Bukit Abang karena jalur pendakian yang selama ini dianggap rawan kini sudah layak dilalui. Rekahan yang ada di beberapa titik jalur saat ini sudah tertutup.

Demikian juga jalur yang terkena longsor juga sudah dialihkan. Selain itu pertimbangan lain dibukanya pendakian, menurutnya agar perekonomian masyarakat sekitar bisa kembali menggeliat. “Tadi plang penutupan yang sebelumnya dipasang di pos, sudah dibuka,” ungkapnya.

Baca juga:  MDA Badung Sepakati Melasti Nyepi Dilakukan Terbatas

Sebelum disetujui dibuka kembali, Suratnata mengungkapkan pihaknya beberapa hari lalu telah melakukan kegiatan perbaikan jalur pendakian sepanjang hmpir 50 meter. Selain itu pihaknya juga melakukan pengalihan jalur pendakian yang terkena longsor.

Disebutkan sebelumnya terdapat dua titik jalur pendakian yang dianggap rawan akibat terkena longsor. “Saat ini sudah kami alihkan ke jalur yang layak,” ujarnya.

Dengan dibukanya kembali pendakian di Bukit Abang, Suratnata mengaku pihaknya telah menyosialisasikan ke masyarakat terutama para pecinta alam lewat grup Whatsapp. Disebutkan, selama aktivitas pendakian ditutup pascagempa bumi Oktober lalu, tetap saja ada pengunjung yang mendaki Bukit Abang.

Baca juga:  Proyek Pasar Umum Negara Belum Rampung, Rekanan Didenda Ratusan Juta Rupiah Per Hari

Berdasarkan pantauannya, jumlah pendaki yang datang sekitar 50-70 orang per hari. Sementara sebelum ditutup, jumlah pendaki bisa mencapai 100 orang lebih terutama saat akhir pekan. “Kalau sebelum pandemi bisa lebih dari 200 orang per hari. Kalau malam minggu bisa 300 orang lebih,” kata Suratnata. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN